Akibat Meningkatnya Biaya Hidup di Jepang, 9 dari 10 Pekerja Lakukan Ini

23 November 2022, 13:41 WIB
Ilustrasi Akibat Naiknya Harga Biaya Hidup di Jepang, 9 dari 10 Pekerja Lakukan Ini. / UNSPLASH/@punttim

RINGTIMES BALI - kenaikan harga menjadikan 88 persen pekerja Jepang merasa kesulitan. Tingginya biaya hidup tidak sebanding dengan prospek kenaikan upah sebagai kompensasi.

Dari hasil surveu pendapat yang dilakukan oleh Sumitomo Life Insurance. Respon yang didapat berasal dari 5 ribu pekerja.

Dilansir dari laman NHK Japan ebanyak 52 persen responden mengatakan mereka merasakan dampak harga yang lebih mahal.

Baca Juga: Resmi Menjadi Menteri Dalam Negeri Jepang, Berikut Jejak Karir Matsumoto Takeaki

Sementara itu, 36 persen mengatakan naiknya biaya hidup memiliki berbagai dampak.

Tinggi harga barang pokok untuk kehidupan sehari-hari tidak sebanding dengan upah yang didapatkan.

Alhasil, sebagian orang terpaksa untuk memangkas pengeluaran, membeli barang yang berguna ataupun penting termasuk makanan.

Baca Juga: Menekan Angka Bunuh Diri di Jepang, Pemerintah Yamanashi Lakukan Hal Ini

Serta tidak melakukan perjalanan atau pariwisata untuk sementara waktu.

Diketahui rata-rata orang Jepang membutuhkan biaya 547,493 yen atau Rp. 72,4 juta dalam satu bulan.

Sehingga tingginya biaya hidup tidak akan sebanding dengan upah yang didapat.

Baca Juga: Perkuat Pertahanan, Jepang Tambah 2 Kapal Perusak Ke Armada yang Dilengkapi Aegis

Namun, hanya 30 persen responden yang mengatakan akan mendapatkan kenaikan upah pada tahun ini.

Sebanyak 11 persen bahkan bersipa bagi pemotongan upah.

Sumitomo life mengatakan bahwa suvei tersebut menggarisbawahi dampak ganda akibat kenaikan harga yang tidak berbanding lurus dengan kenaikan upah karyawan. ***

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler