Fakta Unik Telepon Angin di Jepang sebagai Alat Komunikasi dengan Orang Beda Alam

9 September 2022, 21:14 WIB
Kaze no denwa (Telepon angin) yang ada di Jepang bisa digunakan untuk 'hubungi' orang tersayang yang sudah meninggal dunia. /Dok. Atlas Obscura/

RINGTIMES BALI – Berbicara untuk membangun komunikasi dengan seseorang yang dirindukan pada beda alam kini dapat diwujudkan. 

Negara Jepang telah menjawab pertanyaan ini melalui Telepon Angin yang berada di kota Otsuchi, Jepang.

Telepon Angin dibuat pertama kali oleh seorang pria berusia 76 tahun, Kazuyoshi Sasaki.

Baca Juga: Tradisi Unik Perayaan Idul Adha di Berbagai Negara, Arab Saudi Kurbankan Unta, Mudik Massal Bangladesh

Demi untuk dapat berkomunikasi dengan istri dan sepupunya yang merupakan korban dari bencana alam yang menimpa Jepang sepanjang tahun 2010 sampai 2011. Ia rela membangun telepon angin demi membangun komunikasi.

Dengan adanya Telepon Angin yang dibuatnya, Sasaki mengatakan dirinya tidak lagi kesepian dan sengsara karena merasa berhasil telah melakukan komunikasi dengan istri dan sepupunya.

Pada tahun 2010 hingga 2011, hanya dalam satu tahun Jepang menghadapi kengerian tiga bencana: gempa bumi diikuti tsunami yang menyebabkan kehancuran nuklir Fukushima. Bencana tersebut dikenal dengan Tsunami Tohoku.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Tanaman Hias Tabebuya, Bunga Asal Brazil yang Mirip Sakura

Akibatnya, sepanjang pesisir Otsuchi habis dihantam ombak setinggi 30 kaki. Diketahui sepuluh persen dari kota meninggal dalam banjir.

Melihat tidak hanya dirinya yang menghadapi kesepian dan kesedihan, ia membuka Telepon Angin yang dalam Bahasa Jepang dikenal dengan ‘Kaze no Denwa’ untuk sebagian besar orang yang berduka karena kehilangan orang yang dicintai.

“Ketika saya kembali ke rumah dan melihat ke langit, ada ribuan bintang dan Saya menangis. Lalu saya berpikir bahwa begitu banyak orang pasti telah meninggal,” ucap Sasaki dilansir dari laman website Insider pada Jum’at, 9 September 2022.

Baca Juga: Mengenal Megibung, Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Karangasem Bali

Dibuat tak jauh dari tempat kejadian, kota Otsuchi terletak di Prefektur Iwate Jepang dan disanalah sebuah bilik telepon berdiri di lereng bukit dengan bingkai putih yang berkilauan ketika cahaya pagi menyinari.

Di dalam bilik telepon terdapat catatan yang ditulis tangan oleh pengunjung, bersamaan dengan puisi yang dibingkai.

Salah satunya berbunyi, "siapa yang akan kamu hubungi di telepon angin? Ketika kamu mendengar angin, berbicaralah kepada mereka dari lubuk hatimu. Katakan kepada mereka bagaimana perasaan dan pikiranmu untuk dicapai oleh mereka."

Baca Juga: Unik, Spray Anti Lapar yang Cocok untuk Diet

Kabar ini tersiar hingga ke kabar berita Jepang dan tercatat bahwa 10.000 pengunjung dari seluruh Jepang melakukan perjalanan ziarah ke puncak bukit di Otsuchi ini dalam waktu tiga tahun setelah bencana.

Dalam penggunaannya, sama seperti telepon biasa, dimaksudkan sebagai komunikasi satu arah.

Pengunjung menghubungi nomor kerabat mereka dan mengetahui kehidupan mereka saat ini atau mengungkapkan perasaan yang diperlukan untuk melanjutkan.

Baca Juga: Lucid Dream, Mimpi Unik yang Bisa Diatur Manusia

Menurut Sasaki, banyak dari mereka merasa terhibur dengan harapan kerabat mereka karena dapat mendengarkan mereka dan bilik telepon kecil ini juga membantu membangun kembali kehidupan mereka secara perlahan.

Otsuchi yang terletak di pantai Sanriku sekitar 300 mil utara Tokyo. Pada Maret 2011 kota ini hancur oleh tsunami dan gempa bumi. Diperkirakan sekitar 10% dari populasi kota – sekitar 1.285 orang – meninggal atau hilang dalam bencana tersebut.

Miwako, istri dari Sasaki adalah salah satu dari hampir 20.000 orang di timur laut Jepang yang tewas dalam bencana pada 11 Maret 2011.

Baca Juga: 5 Bonsai Unik Termahal di Dunia, Harga Capai Rp1,3 Miliar

"Aku akan menjaga diriku sendiri. Aku sangat senang kita bertemu, terima kasih. Bicaralah segera." kata Sasaki sebelum menutup telepon.

Pada awal Maret, Telepon Angin ini dirilis oleh jaringan televisi NHK Jepang dalam sebuah film documenter yang berjudul "The Phone of the Wind: Whispers to Lost Families”.

Film ini dinominasikan untuk Penghargaan Emmy Internasional untuk Film Dokumenter Terbaik.

Baca Juga: 7 Fakta Unik dan Menarik Dibalik Perayaan Idul Adha

Sasaki mengatakan kepada Japan Times bahwa dia telah dikontak pihak-pihak dari Inggris dan Polandia yang ingin mendirikan bilik telepon serupa, karena ingin membantu orang-orang "menelepon" orang yang dicintai hilang menjadi korban dalam pandemi Covid-19.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Insider

Tags

Terkini

Terpopuler