Serat Jangka Jayabaya: Sabdo Palon Tagih Janji Part 2, Isi Percakapan Syekh Subakir dengan Ki Semar

12 Desember 2021, 15:22 WIB
Serat Jangka Jayabaya: Sabdo Palon Tagih Janji Part 2, Isi Percakapan Syekh Subakir dengan Ki Semar /ki_semar_budronoyo

RINGTIMES BALI – Syekh Subakir mendapatkan izin oleh Ki Lurah Semar untuk menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.

Namun Ki Semar meminta syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Syekh Subakir dalam menyiarkan Islam di Jawa.

Dimana terdapat empat syarat yang dihasilkan dari percakapan antara Sabdo Palon atau Ki Semar dengan Syekh Subakir.

Dilansir dari kanal YouTube Aliqul Channel, berikut rangkuman percakapan antara Syekh Subakir dengan Sabdo Palon.

Setelah berperang selama 40 malam 40 hari, dan keduanya sama kuat. Sabdo Palon menawarkan perundingan untuk menyelesaikan masalah mereka.

Baca Juga: Serat Jangka Jayabaya: Sabdo Palon Tagih Janji Part 1, Awal Mula Islam Masuk Jawa

Berikut isi percakapan antara keduanya:

Syekh Subakir: Kisanak, siapakah kisanak ini, tolong jelaskan kepada saya

Sabdo Palon: Sabdo Palon, aku ini Sabdo Palon pamomong atau penggembala para ksatria leluhur tanah Jawa sejak zaman dahulu kala bahkan sejak zaman kedewatan. Dulu aku dikenal sebagai Sang Hyang Ismoyo Jati lalu dikenal sebagai Ki Lurah Semar Bodronoyo dan sekarang zaman Majapahit aku lebih dikenal sebagai Sabdo Palon.

Syekh Subakir: Jadi kisanak ini adalah danyang penguasa dari tanah Jawa ini, perkenalkan kisanak namaku Syekh Subakir yang berasal dari Tanah Syam Persia.

Sabdo Palon: Ada hajat apa jengandiko (kamu) rawuh (datang) ke tanah Jawa ini?

Syekh Subakir: Saya diutus oleh Sultan Muhammad yang bertahta di Negeri Istambul untuk datang ke Tanah Jawa ini. Saya tidaklah datang sendiri, kami datang dengan beberapa kawan yang sama-sama diutus oleh Baginda Sultan.

Baca Juga: Misteri Ramalan Jayabaya yang Dikaitkan dengan Meletusnya Gunung Api Menurut Denny Darko

Sabdo Palon: Ceritakanlah selengkapnya kisanak, supaya aku tahu duduk permasalahannya.

Syekh: Baiklah, pada suatu malam hari Baginda Sultan Muhammad bermimpi menerima (wisik) wahyu dari Hyang Akaryo Jagad Gusti Allah Dzat Yang Maha Suci lagi Yang Maha Luhur. Diperintahkan untuk mengutus beberapa orang alim ulama ke Tanah Jawa ini, yang dimaksud orang alim ulama ini adalah sebangsa pendita, Brahmana, dan resi di Tanah Hindu. Pada bahasa kami disebut ulama.

Hasil dari percakapan keduanya menghasilkan empat perjanjian yang harus disetujui jika ingin menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.

Syekh Subakir: Karena itulah mungkin Sang Maha Jawata Agung menyuruh Sultan Muhammad Turki untuk mengutus kami kesini. Jadi wahai Sang Danyang Tanah Jawa, ijinkan kami menebarkan wewarah suci ini di wewengkon (wilayah) kekuasaanmu ini.

Sabdo Palon: Baiklah kalau begitu, tapi ada syarat-syarat yang harus kalian patuhi.

Baca Juga: Ramalan Jangka Jayabaya Tahun 2022, Sabdo Palon Nagih Janji

Syekh Subakir: Apa syaratnya itu wahai Sang Danyang Tanah Jawa?

Sabdo Palon: Pertama jangan ada pemaksaan agama, dharma, atau kepercayaan.

Kedua, jika hendak membuat bangunan tempat pemujaan atau ngibadah, buatlah yang wangun (bangunan) luarnya nampak cakra (gaya) Hindu Jawa walau isinya Islam.

Ketiga, jika mendirikan kerajaan Islam maka Ratu yang pertama harus dari anak campuran. Maksud dari campuran adalah jika bapaknya Hindu maka ibunya harus Islam. Jika bapaknya Islam maka ibunya harus Hindu.

Keempat, jangan jadikan orang Jawa berubah menjadi orang Arab atau Parsi. Biarkan mereka tetap menjadi orang Jawa dengan kebudayaan Jawa walau agamanya Islam.

Karena agama setahu saya adalah dharma, yaitu lelaku hidup atau budi pekerti. Hati-hati jika sampai orang Jawa hilang Jawanya, hilang kepribadiannya, hilang budi pekertinya yang adihulung maka aku akan datang lagi. Ingat itu lima ratus tahun lagi jika syarat-syarat ini kau abaikan aku akan muncul membuat goro-goro.

Baca Juga: 7 Zaman Sebelum Kiamat Kubro Menurut Ramalan Jayabaya

Syekh Subakir: Baiklah, syrarat pertama sampai keempat aku setujui. Namun khusus syarat keempat, betapapun aku dengan kawan-kawan akan tetap menghormati dan melestarikan budaya Jawa yang adihulung ini. Namun jika suatu saat kelak karena perkembangan zaman dan ada perubahan maka itu bukan dalam kuasaku lagi. Biarlah Gusti Kang Akaryo Jagad yang menentukannya.

Inilah kurang lebih percakapan antara Syekh Subakir dengan Sabdo Palon di masa lalu, jauh sebelum Islam disebarluaskan.

Disclaimer: Mengenai kisah ini jangan langsung ditelan dengan mentah-mentah dan selalu ambil sisi positifnya. Karena sesungguhnya semua hanyalah kuasa Tuhan Yang Maha Esa.***

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler