5 Pantangan Orang Jawa yang Tidak Boleh Dilanggar, Salah Satunya Jangan Makan Brutu

11 Mei 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi 5 pantangan Orang Jawa /PIXABAY/klimkin

RINGTIMES BALI – Suku Jawa merupakan suku terbesar di Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Suku jawa sangat kental dengan budayanya yang hingga saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakatnya.

Masyarakat Jawa dikenal memiliki banyak aturan-aturan yang diperhitungkan termasuk beberapa pantangan-pantangan atau sesuatu yang tidak boleh dilakukan.

Baca Juga: Arti Mimpi Bercinta Menurut Primbon Jawa, Bisa Jadi Kamu Tertarik Dengannya

Ungkapan ‘Ora elok’ yang berarti tidak boleh, tidak baik atau tidak sopan sering menjadi kalimat peringatan untuk para anak cucunya.

Kebudayaan Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, orang-orang dengan budaya Jawa juga menjunjung tinggi kesederhanaan untuk menjalani hidupnya.

Baca Juga: 15 Ucapan Selamat Idul Fitri 1442 H dalam Bahasa Jawa, Sangat Cocok Dibagikan ke Keluarga dan Sahabat

Adapun beberapa pantangan orang Jawa yang tidak boleh dilanggar seperti yang dilansir Ringtimesbali.com dari kanal Youtube Nusantube antara lain:

1. Jangan duduk di tengah pintu

Bagi orang keturunan Jawa pasti tidak asing lagi dengan kalimat ‘jangan duduk di tengah pintu’ yang biasa dilontarkan oleh para orangtua.

Apalagi orang yang duduk di tengah pintu merupakan anak gadis atau perempuannya, maka para orangtua dengan tegas memperingatinya.

Baca Juga: 4 Weton Pria yang Suka Selingkuh Menurut Primbon Jawa, Dikenal Mata Keranjang dan Mudah Tergoda Wanita

Ungkapan tersebut dipercayai dapat mempersulit anak gadis itu untuk mendapatkan jodoh atau pasangan di masa depan.

Kebiasaan duduk di tengah pintu dianggap sebagai perilaku yang tidak sopan menurut aturan orang Jawa.

2. Jangan menyapu di malam hari

Selanjutnya, pantangan lainnya bagi orang Jawa yaitu tidak boleh menyapu ketika sudah malam hari.

Baca Juga: Watak Orang Kelahiran Senin Wage Menurut Primbon Jawa

Orang Jawa menganggap menyapu di malam hari merupakan kebiasaan yang tidak pantas untuk dilakukan.

Menyapu di malam hari dapat menimbulkan bunyi akibat sapuan yang diyakini dapat memanggil makhluk halus yang tak terlihat.

Selain itu, kebiasaan menyapu di malam hari juga dipercaya dapat mempersulit rejeki seseorang.

Baca Juga: 5 Watak Unik Pria dan Wanita Kelahiran Minggu Pon Menurut Primbon Jawa

3. Jangan makan buntut, pantat ayam (brutu)

Sering kali para orangtua orang Jawa melarang anak cucunya memakan brutu atau bagian pantat pada ayam.

Mengonsumsi brutu dipercayai masyarakat Jawa dapat menjadikan anak cucunya bodoh dan pikun.

Selain itu, diketahui juga bahwa brutu atau pantat ayam merupakan bagian berlemak, kemungkinan juga orang tua melarang makan brutu demi kesehatan sang anak.

Baca Juga: 4 Arti Kedutan di Kelopak Mata Menurut Primbon Jawa

Hal ini dikarenakan terlalu makan banyak lemak dapat mengakibatkan kolesterol tinggi pada tubuh.

Selain itu, hal tersebut juga dapat membuat anak sering ngantuk dan pada akhirnya sang anak akan malas belajar yang berakibat bodoh.

4. Jangan duduk di atas bantal

Selanjutnya, masyarakat jawa juga kerap memberi peringatan kepada anak cucunya untuk tidak duduk di atas bantal karena dapat menimbulkan bisul pada pantat.

Baca Juga: 4 Arti Kedutan di Bibir Menurut Primbon Jawa

Kebiasaan duduk di atas bantal dianggap tidak etis karena benda yang seharusnya digunakan alas kepala justru diduduki pantat.

5. Jangan makan bersisa

Menurut aturan masyarakat Jawa, makanan yang masih tersisa saat makan merupakan kebiasaan yang tidak baik.

Ora elo madang nyiso, mundak pitik’e mati yang berarti tidak baik makan bersisa dapat menyebabkan ayam mati.

Baca Juga: 11 Ciri Burung Perkutut yang Tidak Boleh Dipelihara Menurut Primbon Jawa

Nasehat tersebut juga memberi peringatan agar kita tidak membuang-buang makanan lantaran di luaran masih banyak orang-orang yang membutuhkan makanan.***

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler