Menteri Kehakiman Era Soeharto, Mochtar Kusumaatmadja Meninggal Dunia, Simak Jejak Semasa Hidupnya

6 Juni 2021, 14:18 WIB
Menteri Kehakiman era Soeharto, Mochtar Kusuma Atmadja /twitter @KSPgoid/

RINGTIMES BALI - Keluarga besar Universitas Padjajaran Bandung (UNPAD) berduka, Mantan Menteri Kehakiman Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia.

Ia adalah guru besar UNPAD dan Dekan Fakultas Hukum UNPAD.

Semasa hidupnya ia merupakan mantan Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan II Kabinet Pembangunan II (1973-1978).

Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Kabinet Pembangunan III & IV Kabinet Pembangunan III & IV (1978-1988).

Selain pernah menduduki dua jabatan elit di era Presiden Soeharto ini, Mochtar juga pernah menjadi Rektor Unpad pada tahun 1973-1974 sebelum menjadi Menteri Kehakiman.

Menurut informasi ia adalah guru besar yang mengajarkan hukum pembangunan, internasional bahkan lingkungan. 

Baca Juga: Penumpang Pesawat di AS Memaksa Masuk ke Kokpit, FBI Turun Tangan

Dilansir dari Wikipedia, pada tahun 1958-1961, Mochtar diketahui mewakil Indonesia pada Konperensi Hukum Laut, Jenewa, Colombo, dan Tokyo.

Sejumlah karya tulisnya telah mengilhami lahirnya Undang-Undang Landas Kontinen Indonesia, 1970.

Mochtar adalah seorang ahli di bidang hukum internasional.

Ia memperoleh gelar S1 dari FHUI setelah itu ia melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Hukum Yale (Universitas Yale) AS (1955).

Mochtar kemudian menekuni program doktor (S3) bidang ilmu hukum internasional di Universitas Padjadjaran dan lulus pada tahun 1962.

Baca Juga: Live Score Sesi 2 Seleksi IPDN Tahun 2021 di Kanreg VIII BKN Banjarmasin

Dari sejak mahasiswa, terutama setelah menjadi dosen di FH Unpad Bandung, Mantan Dekan Fakultas Hukum Unpad ini telah menunjukkan ketajaman dan kecepatan berpikirnya.

Ketika itu, dia dengan berani sering mengkritik pemerintah, antara lain mengenai Manifesto Politik Soekarno.

Akibatnya, dia pernah dipecat dari jabatan guru besar Unpad. Pemecatan itu dilakukan Presiden Soekarno melalui telegram dari Jepang (1962).

Namun pemecatan dan ketidaksenangan Bung karno itu tidak membuatnya kehilangan jati diri.

Kesempatan itu digunakan menimba ilmu di Harvard Law School (Universitas Harvard), dan Universitas Chicago, Trade of Development Research Fellowship tahun 1964-1966.

Malah kemudian kariernya semakin melonjak setelah pergantian rezim dari pemerintahan Soekarno ke pemerintahan Soeharto.***

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler