Sekali pemodal akan mengumumkan kepada penduduk desa bahwa ia akan membeli monyet dengan harga Rp 500 ribu per ekor. Dengan alasan pemodal harus pergi ke kota karena urusan bisnis, asisten pribadinya akan menggantikan sementara atas Namanya.
Dengan tiada kehadiran pemodal ini, asisten pun mengumumkan diam-diam bahwa monyet yang ada di kurungan besar yang dikumpulkan oleh pemodal akan dijualnya seharga Rp 350 ribu.
Baca Juga: Harga 'Janda Bolong' Meroket, Butuh Mahar Tinggi Memilikinya
Akhirnya, penduduk desa pun mengumpulkan uang simpanan mereka, menjual aset bahkan kredit ke bank dan membeli semua monyet yang ada di kurungan. Namun, setelah dibeli maka pemodal dan asistennya menghilang.
Artinya, skema bisnis monkey bussines bisa begitu dan yang rugi adalah masyarakat yang terlanjur tergiur, sehingga muncullah korban-korban bisnis serupa seperti ikan Arwana, Lohan, Gelombang Cinta, batu akik, Love Bird dan tokek serta barang antik.
Strategi seperti monkey bussines ini biasanya dilengkapi juga dengan propaganda bisnis yang luar biasa dengan cara pameran-pameran, seminar-seminar dan event besar dengan harga-harga yang menggiurkan.
Baca Juga: Tanaman Hias Janda Bolong Mahal Anda Rawan Busuk, Simak Cara Pencegahannya
Sehingga masyarakat banyak yang tertarik untuk ikut bermain di dalamnya. Padahal di event itu, aktornya adalah para orang orang kapitalis yang bersandiwara untuk memikat masyarakat banyak.
Karena itu sebaiknya berhati-hatilah dalam berbisnis khususnya monkey bussines dan bagi konsumen tetap berhati hatilah dalam memilih dan membeli sesuatu.***(Desy Ayu Ainurrohmah/Portal Surabaya)