RINGTIMES BALI - Koleksi Dior Cruise 2020 sempat mengundang perhatian pecinta mode, beberapa waktu terakhir ini tak terkecuali Indonesia.
Koleksi yang dirancang oleh desainer busana Maria Grazia Chiuri itu membawa nilai etnik yang mengingatkan kepada kain batik Indonesia.
Rupanya Chiuri mengangkat nilai dari kain tradisional Afrika yang ia namai "wax fabric".
Baca Juga: Militan Serang Penjara Afghanistan saat Gencatan Senjata Singkat Berakhir
Hal ini cukup familiar bagi masyarakat Indonesia, mengingat kain motif dari Togo, Afrika ini juga dibuat dengan menggunakan lilin, seperti layaknya batik tulis.
Musa Widyatmodjo, Perancang Busana Indonesia mengatakan, terdapat banyak kain tradisional di beberapa negara yang menggunakan teknik yang hampir sama seperti batik tulis.
"'Batik' Afrika, pada saat Dior membawa itu, orang-orang menyebut bahwa itu batik Indonesia, padahal bukan," kata Musa melalui siaran Instagram, Sabtu.
Baca Juga: Youtuber Putra Siregar Raih Dua Rekor Muri Setelah Kurban Sebanyak 404 Ekor
"Wax printing di Afrika, prosesnya sama dengan batik, dan terjadi dimana-mana, bukan cuma Indonesia. Mereka mampu menciptakan motif-motif yang 'aneh' dan unik, lalu menjadi trademark dan identitas mereka," tambahnya.
Ia kemudian mencoba menjabarkan bagaimana kain asal Togo tersebut bisa menarik perhatian rumah mode dunia seperti Dior dan membawa nilainya ke koleksi tahunan mereka.