RINGTIMES BALI - Di tengah Pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I- 2020 mengalami kontraksi sebesar -1,14% (yoy).
Kondisi secara umum disebabkan oleh menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali sehingga menyebabkan penurunan kinerja ekspor jasa.
Kondisi ini juga berpengaruh terhadap kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ada di Provinsi Bali.
Baca Juga: Rumah Warga di Abianbase Digasak Maling, Sejumlah Barang Berharga Raib
Hal itu tergambar saat Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia menggelar SURYA (Survey Bicara) dengan tajuk 'Dinamika Bank Perkreditan Rakyat di Masa Pandemi Covid 19' Jumat, 17 Juli 2020,
Menghadirkan narasumber Ekonom Ahli Kelompok Koordinator Assesmen Ekonomi Keuangan Regional dan Advisory Daerah KPw BI Bali, M. Setyawan Santoso, OJK Wilayah 8 Bali Nusra yang diwakili oleh Wahyu Puspita serta I Made Suarja, Sekretaris Perbarindo Provinsi Bali yang juga Dirut BPR Ulati Dana Rahayu.
Dalam pertemuan yang dilakukan melalui ruang zoom, terungkap selama masa pandemi Covid-19, posisi BPR betul-betul terjepit.
Baca Juga: Begini Penegasan Gugus Tugas Kepada Pedagang dan Pengunjung Pasar
Hal itu dibuktikan dengan munculnya beberapa permasalahan utama yang dialami oleh BPR seperti meningkatnya kehati-hatian masyarakat, serta adanya beban biaya resktrukturisasi yang menjadi beban perbankan.
Terungkap pula kondisi perekonomian masyarakat yang terkontraksi karena COVID-19 berdampak pada meningkatnya kehati-hatian masyarakat akan kesehatan perbankan.