Kemensos Ajak Warga Budidaya Tanaman Porang, Simak Analisa Keuntungannya

- 18 Januari 2021, 07:15 WIB
Tanaman porang.
Tanaman porang. /Instagram.com/@tanamanporang

RINGTIMES BALI - Di tahun 2021, Kementerian Sosial mulai melirik usaha tanaman porang untuk meningkatkan kehidupan masyarakat terutama dalam hal bidang pembinaan mulai dari pemulung, gelandangan, disabilitas.

Program Kemensos ini tentunya ingin menjadikan sejumlah penerima manfaat agar menjadi petani tanaman porang dengan harapan mereka semua dapat hidup layak dan mampu mandiri.

Baca Juga: Intip Cara Budidaya Porang, Punya Nilai Ekspor Tinggi

Dikutip ringtimesbali.com dari kanal YouTube Paidi Porang Official, 16 Januari 2021 Kemensos mengajak Pak Paidi yang merupakan petani porang untuk memberikan ilmunya bagaimana cara menanam tanaman porang sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi petani.

Untuk diketahui usaha tanaman porang ini mulai booming di tahun 2019 dan makin hari usaha ini makin menjanjikan. Bagaimana tidak untuk luas lahan 1 hektar saja keuntungan dari tanaman ini bisa mencapai Rp800 juta.

Berikut adalah analisa keuntungan porang menurut Paidi:

1 kg = 244 butir (dengan besaran yang tidak sama)

Jika ditanam dua musim minim 2 kg (dengan bibit seukuran) maka akan menghasilkan ukuran stabil jangan lupa pemupukan dengan menggunakan pupuk kompos yang bagus adalah pupuk kompos kambing.

Dengan luas lahan 1 hektar minim 40 - 80 ton, jadi kesimpulan disini tergantung bibit dan perawatan. Jika bibit kecil maka akan kecil hasilnya, namun jika bibit sama rata maka jumlah butir tadi masuk akal bisa jadi dua musim ini masuk akal, ucapnya.

Jadi ketika mendapatkan keuntungan hingga Rp800 juta itu bisa diperoleh jika ukuran porangnya besar dan sama rata ukurannya (diasumsikan). Dengan luas 1 hektar diperoleh 80 ton porang x Rp10.000 = Rp800 juta.

Jadi bibit sangat mempengaruhi hasil, ada yang besar dan kecil. Misal dalam satu musim hujan akan menghasilkan minim 0,5 kg kalau kita tanam dan tidak dibongkar akan menghasilkan 2 kg dalam kurun waktu 2 musim (ukuran porang besar) jika ukuran bibitnya rata semua.

Untuk menanam porang di luas lahan berukuran 1 hektar misal yang dibutuhkan adalah 40 ribu butir dan ditanam dengan jarak tanam 2,5 cm x 60 cm (50 cm). Kenapa jaraknya dekat? Apakah tidak bertumpukkan?

Tentu tidak, katanya dengan metode pola tanam intensif dengan lahan tanpa naungan. Jarak tanam dengan 2,5 itu tadi ketika daunnya memang akan bertumpukkan namun saat musim hujan.

Umbi-umbian tanaman Porang.
Umbi-umbian tanaman Porang. Facebook/ Yohanes Epi Jenarut

Ada fase dimana waktu menimbun ulang tanaman itu ada fase berhenti hujan satu minggu hingga 15 hari jadi ini untuk mengantisipasi penguapan.

Jika tanaman porang ditanam dengan jarak yang jauh maka tidak ada penguapan, dan jika tanah kering daunnya akan layu namun jika rapat dia bertumpukkan dan ada penguapan maka akan bertahan dengan rimbunnya pohon ada penguatan, katanya.

1kg X 40 ribu butir akan menghasilkan = 40 ton dijual Rp10 ribu maka akan menghasilkan Rp400 juta. Tergantung juga jualnya di bulan apa jika Maret - April maka harganya akan murah karena masih musim hujan.

Jadi jika 2 musim hitungannya 2kg X harga terendah Rp5000 misal per batang Rp10 ribu kalikan dengan 40 butir hasilnya = Rp400 juta.

Jadi 1 butir porang jika ditanam dalam 2 musim akan menghasilkan 1 kg itu minim ya, namun bibit yang rata itu jika ditanam selama 2 musim akan menghasilkan 2kg itu sangat enteng jika dirawat dengan intensif.

Selain keuntungan dari penjualan, katanya juga akan menghasilkan keuntungan bibit dari katak yang semakin banyak. Dari musim tanam pertama umbi (6 bulan) dan kedua (katak) yang semakin banyak.

Satu batang tanaman porang itu akan menghasilkan 30an butir bibit. Jadi untung katak di musim pertama dan kedua.

Baca Juga: Mau Usaha Online Kamu Lancar, Ini Dia 5 Kunci Sukses Bisnis Daring

Jadi keuntungan Rp800 juta itu murni real diperoleh jika dijual bulan Juli karena harga tinggi (harga di porang itu fluktuatif) dengan bibit yang rata (hasil 2kg).

Mengapa di Februari, Maret April rendah karena harga di porang itu fluaktuatif setiap tahun berdasarkan kadar air di Porang sendiri. Nah menjanjikan bukan. Selamat mencoba.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x