Akademisi Nilai Kehadiran AI Sebagai Kesempatan untuk Dukung Pendidikan

20 Mei 2023, 14:05 WIB
Ilustrasi -Pendidikan /Freepik.com/@freepik

RINGTIMES BALI- Dekan Sekolah STEM Universitas Prasetiya Mulya Stevanus Wisnu Wijaya menilai bahwa kehadiran AI (Artificial Intelligence) sebagai suatu kesempatan untuk mendukung proses pembelajaran atau pendidikan.

Kehadiran AI atau kecerdasan buatan ini, menimbulkan kekhawatiran di dunia pendidikan, karena dinilai akan menggantikan peran guru dan dosen.

Namun, menurut Stevanus, kekhawatiran tersebut justru bisa disikapi dengan lebih positif, salah satunya dengan melihat peluan AI dalam mendukung proses pendidikan.

“Kehadiran AI jangan dilihat sebagai sebuah ancaman, justru sebagai sebuah kesempatan untuk mendukung proses pendidikan,” ucap Stevanus, dikutip dari Antara, Jumat 19 Mei 2023.

Menurut Stevanus, AI punya manfaat yakni sebagai sumber pengetahuan untuk menciptakan inovasi-inovasi baru.

Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Hukum bagi Anak untuk Cegah Terjadinya Tindak Kejahatan

Ia juga menekankan bahwa justru dengan kecerdasan buatan, bisa menghadirkan pengalaman belajar yang bagus dan juga menarik bagi para peserta didik, apabila dimanfaatkan dengan benar.

Para siswa diharapkan bisa lebih kreatif, dengan memanfaatkan kecerdasan buatan ini. selain itu, peserta didik bisa ambil bagian dalam pengembangan teknologi, seperti menjadi co-creator, serta inovator teknologi baru.

Lebih lanjut dijelaskan Stevanus bahwa, AI bisa digunakan para guru untuk menganalisis data, salah satunya untuk membuat pemetaan minat dan bakat para siswa, atau untuk merancang model pembelajaran.

Maka dari itu, kehadiran AI sudah seharusnya dipandang sebagai sesuatu yang positif, karena mampu mendorong inovasi-inovasi baru di bidang pendidikan, tambah Stevanus.

Sementara itu, berdasarkan Survei Pusat Studi Kebangsaan Indonesia Universitas Prasetiya Mulya, mengatakan bahwa sebanyak 1.600 mahasiswa dari seluruh Indonesia, memanfaatkan media sosial dan internet untuk belajar.

Sedangkan sisanya, yakni sekitar 26 persen responden menjawab belajar dari kelas, dan 16 persen lainnya mengatakan bahwa mereka belajar dari buku.

Melihat data tersebut, Dekan Sekolah Hukum dan Studi Internasional Universitas Prasetiya Mulya Noer Wirajuda, mengingatkan para pendidik untuk bisa mengembangkan metode baru, sehingga terciptalah sistem pembelajaran yang interaktif, dan tanpa mengurangi kualitas muatan ilmu.

Ia juga meminta agar para pendidik bisa memanfaatkan media sosial, AI, serta teknologi metamesta, agar materi pendidikan dapat diberikan bisa lebih menarik.***

Baca Juga: Dampak Penggunaan AI pada Seni Digital, Ancam Lapangan Kerja Seniman Gambar

 

Editor: Dian Effendi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler