Network
"Tetapi tekanan dan kepastian kompetisi yang wasit Liga 1 rasakan sangatlah berbeda dibandingkan dengan kompetisi negara tetangga itu, sebagai contoh saat kasus Kanjuruhan yang mengakibatkan kompetisi berhenti hampir dua bulan itu, jika tidak ada kompetisi, maka tidak ada pemasukan," tuturnya.
Selain itu dia mengatakan, janganlah orang hanya melihat dari nilai besar bayarannya saja, tetapi terkadang menurutnya, penugasan untuk memimpin pertandingan bagi seorang wasit tidaklah selalu sama, atau rutin setiap saat.
Baca Juga: Qatar Ibarat Catur, Raja dan Ratu Baru yang Siapkan Dana Jumbo untuk Akuisisi Manchester United
"Penugasan belum tentu merata, karena menyangkut juga dari kinerja masing-masing wasit tersebut," jelas pria yang juga wasit senior nasional ini.
Maka dari itu Agung Putra berharap agar peningkatan sumber daya perwasitan semakin digencarkan oleh PSSI dengan juga melibatkan Asprov PSSI setiap daerah.
"Karena bibit-bibit utama wasit potensial selalu berawal dari binaan komite wasit Asprov, dan dengan pembinaan sumber daya yang bagus, otomatis akan menghasilkan wasit-wasit yang berkualitas," pungkasnya.***
Cek berita seputar lokal Bali lainnya di Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.
