Mengenal Strict Parents, Pola Asuh Disiplin pada Anak

- 6 Juli 2022, 11:10 WIB
Ilustrasi strict parents pada anak.
Ilustrasi strict parents pada anak. /Pexels/Pixabay

RINGTIMES BALI - Tipe orang tua mana yang menghasilkan anak-anak yang lebih baik? Strict parents atau lenient parents? 

Banyak orang tua bergulat dengan jenis pengasuhan dan disiplin apa yang harus digunakan. Ini sering bermuara pada strict parents (orang tua ketat) atau strict lenient (lunak).

Untuk Anda yang penasaran, berikut akan kami rangkum mengenai strict parent yang dilansir dari parentingforbrain.com.

Mengapa orang tua bisa menjadi strict parents?

Pertama, mari kita pahami terlebih dahulu mengapa orang tua menjadi ketat.

Baca Juga: 5 Tips Mengasuh Anak yang Berpengaruh pada Perkembangan Buah Hati

Ada banyak alasan yang menyebabkan orang tua menjadi ketat. 

Beberapa strict parent mempunyai harapan yang tinggi. Mereka mengajari anak-anak mereka disiplin diri dengan meminta pertanggungjawaban mereka.

Akan tetapi, beberapa orang tua yang ketat, justru mengontrol karena takut dianggap sebagai orang tua yang tidak kompeten jika anak mereka melakukan kesalahan.

Orang tua yang seperti ini lebih memperhatikan perasaan dan ketidakamanan mereka sendiri, dibandingkan dengan kesejahteraan anak mereka.

Baca Juga: Kenali Tanda Strict Parents, Pengasuhan Ketat dan Dampaknya pada Anak

Kebanyakan orang tua yang ketat membenarkan pilihan gaya pengasuhan mereka dengan menggunakan alasan pola asuh baik. 

Mereka tidak ingin membesarkan anak-anak yang membangkang, dan pola asuh yang lunak sering kali diyakini menyebabkan anak-anak membangkang. 

Jadi mereka beralih ke pola asuh yang ketat. Mereka percaya bahwa seseorang hanya bisa menjadi orang tua yang permisif atau orang tua yang tegas. Tidak ada apa-apa di antaranya.

Apa itu strict parents?

Dalam psikologi, orang tua yang ketat didefinisikan sebagai orang tua yang menempatkan standar dan tuntutan tinggi pada anak-anak mereka. 

Baca Juga: 8 Kegiatan Tingkatkan Growth Mindset pada Anak

Mereka bisa menjadi otoriter, tergantung pada keyakinan disiplin orang tua dan responsivitas terhadap kebutuhan anak mereka.

Ketika orang tua punya standar tinggi dengan dukungan yang hangat dan responsif kepada anak-anak mereka, mereka adalah orang tua yang berwibawa.

Meskipun menetapkan standar tinggi, orang tua yang berwibawa menghargai pemikiran mandiri.

Mereka mengizinkan anak-anak untuk menantang aturan mereka atau memberikan umpan balik. 

Baca Juga: 10 Skills Ajarkan Anak Jadi Mandiri, Ajarkan Memasak, Berenang hingga Bercocok Tanam

Pengasuhan otoritatif umumnya menghasilkan hasil terbaik pada anak-anak. Sayangnya, kebanyakan orang tua yang tegas tidak berwibawa.

Umumnya orang tua yang ketat bersikap dingin, tidak responsif, dan tidak mendukung anak-anak mereka. Aturan mereka seringkali terlalu ketat dan sewenang-wenang.

Orang tua seperti ini tidak akan mengizinkan anak mereka untuk menyatakan pendapat atau mempertanyakan keputusan orang tua. 

Apakah strict parents baik atau buruk?

Baca Juga: Turunkan Kasus Pelecehan, Simak Tips Ajarkan Anak Laki-laki Menghargai Perempuan

Sementara gaya pengasuhan yang ketat dan responsif menghasilkan hasil terbaik pada anak-anak.

Sedangkan, gaya pengasuhan yang ketat dan tidak responsif justru menghasilkan perilaku yang merugikan, harga diri rendah, masalah pengendalian diri, dan masalah kesehatan mental.***

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x