Pada bagian dalam pilon terdapat komponen yang merupakan bom shackle yang memiliki 2 buah kait dimana tempat bom akan dicantelkan.
Baca Juga: Profil KRI Golok 688, Kapal Trimaran Buatan Indonesia Andalan TNI AL
Proses pemasangan bom juga direkatkan dengan kabel baja yang terikat pada safety pin yang mana ketika bom dijatuhkan maka safety pin ini akan tercabut.
Pada bom shackle terdapat komponen bernama LEMA (Liner Electro Mechanical Actuator) merupakan actuator yang digerkan menggunakan solenoid.
Jika arus listrik dialirkan maka solenoid yang akan menggerakan batang yang akan menggerakan tuas yang lalu akan membukan kait.
Baca Juga: 5 Kendaraan Militer Paling Mematikan di Dunia, Salah Satunya Panzer III Maus
Jika kait terbuka maka akan bom akan jatuh akibat gravitasi, karena kawat yang terikat pada pilon akan menarik safety pin sehingga bom akan berubah status menjadi aktif.
Untuk cara kerja peluncuran missil dibutuhkan launcher (perangkat tambahan) yang dipasangkan sama dengan cara pemasangan yang sama seperti bom.
Namun pada pemasangan rudal ini tidak bisa menggunakan peluncur yang sama. Untuk jenis peluncur rel terdapat rel sebagai tempat rudal meluncur.
Ketika roket pendorong dinyalakan, maka rudal akan meluncur lurus pada rel yang juga terdapat komponen seperti nitrogen bertekanan tinggi yang digunakan sebagai sistem pendingin rudal.