Peluang Pemanfaatan Uranium Nuklir dari Bangka Belitung dan Kalimantan

23 November 2021, 06:52 WIB
Ilustrasi pemanfaatan uranium nuklir dari Bangka Belitung dan Klaimantan. /Pixabay/Markus Distelrath

RINGTIMES BALI – Pembuatan nuklir seperti yang kita kenal berasal dari negara-negara besar dengan kemampuan teknologi yang canggih serta modern.

Namun apakah Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki peluang untuk memproduksi nuklir sendiri?

Bahan baku utama pembuatan nuklir adalah uranium, sementara Indonesia tidak memiliki deposit uranium yang cukup memadai.

Baca Juga: Cara Memasang Senjata pada Pesawat Tempur Militer, Bom hingga Rudal

Meski sejumlah daerah di Indonesia memiliki kandungan uranium di dalamnya seperti Bangka Belitung dan Kalimantan, namun proses penambangan uranium tidaklah singkat.

Dilansir dari kanal Youtube Lycma Mil-Tech yang menjelaskan sejumlah informasi mengenai langkah-langkah dalam pembuatan nuklir, mari simak artikel dibawah ini.

Kembali pada bahan dasar pembuatan nuklir yang berasal dari uranium yang mana terdapat 2 jenis uranium jenis uranium-238 dan uranium-235 isotop.

Baca Juga: Klasifikasi Pesawat Tempur Menurut Generasi dan Tahun Penggunaannya

Namun hanya ada satu jenis uranium yang dapat dijadikan bahan bakar nuklir yaitu uranium-235 yang mana hanya memiliki kadar 0,7gram yang dapat digunakan untuk pembuatan nuklir.

Minimal ukuran dalam pembuatan nuklir membutuhkan bahan baku uranium sebanyak 50kg yang lalu harus diekstrak yang hanya menghasilkan kekedapan diangka 0,7 persen.

Lalu uranium tersebut dimasukan ke sebuah alat putar sentrifugal yang untuk memisahkan masa berat diantara 2 jenis macam uranium tersebut.

Baca Juga: Cara Jet Tempur Militer Mendarat di Atas Kapal Induk, Harus Dilakukan Tenaga Ahli

Bubuk uranium harus dicampurkan dengan hydrogen flouride untuk menghasilkan uranium tetrafluoride yang dicampurkan kembali dengan gas fluorine hingga menghasilkan uranium hexafluoride (UF6).

Dibutuhkan ribuan mesin sentrifugal yang disusun secara berurutan dan proses pemisahan kadar uranium dari mesin ke mesin dilakukan.

Pada ukuran standart yang diizinkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional Badan Tenaga Nuklir Nasional hanya mengizinkan 5 persen kandungan uranium dalam proses pembuatan.

Baca Juga: Cara Jet Tempur Militer Mendarat di Atas Kapal Induk, Harus Dilakukan Tenaga Ahli

Namun kenyataannya adalah minimal takaran uranium yang dibutuhkan untuk sebuah nuklir adalah 90 – 99 persen.

Proses pengayaan uranium ini membutuhkan tenaga listrik yang super besar dan stabil untuk menciptakan hasil pengayaan uranium yang memadai.

Lalu proses pembentukan design nuklir dimulai, bentuk yang sering dipakai adalah bentuk tipe tembak.

Baca Juga: Perbedaan Polisi Militer dengan Provos TNI, Tugas hingga Atribut

Senjata nuklir yang dipakai saat ini adalah senjata nuklir thermonuklir atau bom hydrogen yang mana harus memiliki senjata nuklir fisik dan juga silinder fusi ang terdiri dari casing uranium yang berbentuk silinder.

Bom nuklir fusi dan silinder fusi dipasangkan pada struktur casing yang berbahan berilium sebagai pemantul neutron.***

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler