Senser ketat dilancarkan pemerintah China dilakukan baik secara jejaring sosial ataupun di media masa.
Pemerintah china pun akan segera menghapus atau meng-take down segala bentuk protes pada pemerintah.
Baca Juga: Hakim Larang Gadis 19 Tahun Lihat Eksekusi Sang Ayah: Ini Menyebabkan Kerugian Emosional
Awal mula demonstran meledak pasca warga memprotes tragedi kebakaran di apartemen di Urumqi, Xinjiang yang menewaskan 10 orang karena alasan pembatasan covid-19 atau lockdown.
Perluasan lockdown yang tak wajar menghambat keterlambatan para penyelamat ketika akan memadam kebaran tersebut.
Perluasan kebijakan lockdown yang berlebihan sehingga mengakibatkan upaya pertolongan terhambat dan menyebabkan korban jiwa menjadi motor penggerak bagi demonstran untuk mendesak pemerintah.
Baca Juga: Anwar Ibrahim Resmi Jadi PM Malaysia, Harapan Tingkatkan Hubungan Bilateral Bagi Indonesia
Para demonstran dengan berani menerikana slogan menuntut Presiden Xi Jinping mundur dari jabatannya.
Tindakan penghapusan protes di media sosial yang dapat dicekal oleh pemerintah membuat para demonstran tak patah semangat.
Mereka serentak menggunakan kertas putih kosong sebagai lambang protes mereka. Dengan demikian, pemerintah tak bisa serta berta menuntut mereka.