Sementara pengamt Internasional dan partai yang berkuasa telah berusaha untuk menghubungkan pemilihan dengan ancaman eksistensial jangka panjang yang merupakan tetangga taiwan.
Banyak ahli yang tidak berpikir kalau China yang mengklaim pulau itu sebagai wilayahnya untuk dianeksasi secara paksa.
Baca Juga: Ukraina peringati tragedi Holodomor ditengah ketengangan dengan Rusia
Seorang Profesor Ilmu Politik di Universitas Nasional Taiwan memberikan pandangannya terkait pemilihan umum ini.
“Masyarakat Internasional telah berekspetasi terlalu tinggi. mereka telah meningkatkan pemilihan lokal ke tingkat internasional ini dengan keberlangsungan hidup Taiwan,” kata Yeh-Lij Wang, seorang profesor Ilmu Politik di Universitas Nasional Taiwan.
Pada saat kampanye, hanya sedikit yang menyebutkan terkait latihan militer berskala besar yang menargetkan Taiwan yang diadakan China pada bulan Agustus.
Baca Juga: Pemilu Taiwan Tetap Berjalan di Tengah Ketegangan dengan China, Tsai Ing-Wen: Ini Bukti Demokrasi
“jadi saya pikir jika anda tidak bisa mengangkat masalah ini di Taipei, kamu bahkan tidak perlu mempertimbangkannya di kota-kota didaerah selatan” tambah Profesor Ilmu Politik itu.
Kandidat dari Partai Nasionalis, Kuomintang (KMT) memenangkan kursi walikota di Taipei, ibu kota Taiwan serta di kota Taoyuan, Taichung dan New Taipei.
Penduduk Taiwan memilih walikota, anggota dewan kota dan pemimpin lokal lainya di 13 kabupaten dan sembilan kota. Serta Perubahan referendum untuk menurunkan usia pemilih dari 20 menjadi 18 tahun. ***