Arti Tembang Dolanan Cublak-Cublak Suweng, Nasehat Keserakahan dan Nrima Ing Pandum

- 20 Desember 2021, 16:15 WIB
Ilustrasi arti Tembang Dolanan Cublak-Cublak Suweng, nasehat keserakahan dan Nrima Ing Pandum.
Ilustrasi arti Tembang Dolanan Cublak-Cublak Suweng, nasehat keserakahan dan Nrima Ing Pandum. /Tangkap layar youtube.com/Aziz Perwiratama

RINGTIMES BALI - Cublak Cublak Suweng merupakan tembang dolanan dari Pulau Jawa yang dinyanyikan oleh anak-anak kecil pada zaman dahulu.

Lagu Cublak Cublak Suweng dinyanyikan untuk sebuah permainan atau dolanan yang mempunyai nama yang sama.

Permainan Cublak Cublak Suweng merupakan permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak pedesaan di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Baca Juga: Ramalan Jayabaya Ke-7 yang Terjadi di 2022, Zaman Keemasan Akan Tiba Bagi Rakyat Kecil

Tembang Dolanan Cublak-Cublak Suweng memiliki arti dan makna yang sangat baik. Tembang ini bercerita tentang dua golongan yang memiliki sifat berlawanan dan berisi sebuah nasihat yang penting untuk menjalani hidup.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut arti dan makna Tembang Dolanan Cublak-Cublak Suweng :

Arti Tembang Dolanan Cublak-Cublak Suweng

Cublak-cublak suweng

Sebuah tempat, dimana terdapat harta benda berupa perhiasan seperti anting-anting.

Suwenge teng gelenter

Harta benda tersebut sangat berserakan karena saking banyaknya.

Mambu ketundhung gudel

Harta benda tersebut tercium oleh anak kerbau.

Baca Juga: Ramalan Jayabaya Soal Pengganti Jokowi di 2024, Salah Satu Cirinya Berasal dari Suku Jawa

Pak Empong lera-lere

Ada bapak tua bernama Pak Empong yang ompong, suka menengok ke kanan dan ke kiri.

Sopo ngguyu ndhelikake

Siapa yang tertawa dengan penuh kebahagiaan adalah seseorang yang mampu menemukan dan menyembunyikan harta benda seperti yang disebutkan sebelumnya.

Sir-sir pong dhele kopong

Kedelai kosong tanpa isi ibarat hati yang murni dan penuh dengan kebaikan.

Makna Tembang Dolanan Cublak-Cublak Suweng

Cublak-cublak suweng, suwenge teng gelenter yang memiliki arti tempat harta benda atau perhiasan yang berserakan bermakna tentang kebahagiaan sejati yang telah dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepada manusia.

Baca Juga: 25 Ramalan Jayabaya 2022 yang Mungkin Terjadi, Penjudi Merajalela Hingga Banyak Anak Haram

Kebahagiaan sejati tersebut sebenarnya sudah ada di sekitar manusia dan berlimpah ruah. Cublak-cublak suweng, suwenge teng gelenter bisa juga dimaknai sebagai karunia, berkah, dan segala nikmat dalam hidup yang sudah diberikan oleh Tuhan untuk manusia, yang mana jumlahnya tidak terkira karena saking banyaknya.

Mambu ketundhung gudel yang berarti tercium anak kerbau, memiliki makna yakni banyak orang yang berusaha mencari kebahagiaan dalam hidup.

Orang-orang yang berusaha mencari kebahagiaan tersebut mempunyai pemahaman bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang diukur berdasarkan keduniawian. Seperti, banyaknya materi yang dimiliki bisa berupa harta, saham, dan aset, serta kekuasaan dan pangkat.

Maka orang-orang tersebut akan dipenuhi hawa nafsu dalam mencari harta. Mereka akan menjadi serakah dan menghalalkan berbagai macam cara untuk memperkaya diri sendiri seperti melakukan korupsi.

Baca Juga: Serat Jangka Jayabaya: Sabdo Palon Tagih Janji Part 2, Isi Percakapan Syekh Subakir dengan Ki Semar

Karena mempunyai pemahaman yang salah mengenai kebahagiaan, maka orang-orang tersebut diibaratkan anak kerbau. Anak kerbau atau gudel adalah hewan yang bodoh. Berarti orang-orang tersebut adalah orang-orang yang bodoh.

Pak Empong lera-lere yang memiliki arti seorang bapak tua yang ompong dan suka menengok ke kanan dan kiri (kebingungan). Pak Empong lera-lere dimaknai sebagai orang-orang yang sebelumnya telah disebutkan atau orang-orang yang bodoh.

Selain diibaratkan seperti anak kerbau, mereka yang serakah juga diibaratkan seperti Pak Empong, karena selain bodoh mereka juga akan diliputi dengan kebingungan, keresahan, dan kekhawatiran karena mereka menghasilkan uang dengan cara yang salah.

Sopo ngguyu dhelikake mempunyai arti orang-orang yang tertawa bahagia dan bisa menemukan, menyimpan, dan menyembunyikan harta benda yang berserakan (kebahagiaan sejati) tanpa kecurangan sedikitpun.

Baca Juga: Ramalan Baik tentang Indonesia 2022 Menurut Jangka Jayabaya, Adanya ‘Tikus Putih Hanongko Baris’

Orang-orang yang tertawa bahagia tersebut dimaknai sebagai sosok yang bijaksana, mereka adalah orang-orang yang tersenyum sumeleh karena memiliki sifat ‘nerima ing pandum’ atau menerima segala sesuatu yang telah dikaruniakan Tuhan untuk mereka.

Orang-orang yang bijaksana ini sudah merasa cukup dan sudah merasa bahagia dengan kehidupan sederhana yang dijalani.

Sir-sir pong, dhele kopong berarti kedelai kosong tanpa isi yang mengibaratkan hati yang murni dan penuh kebaikan. Orang-orang yang tertawa bahagia selain bijaksana juga memiliki ‘sir pong dhele kopong’ atau hati nurani yang bersih, suci, dan murni.

Orang-orang yang penuh dengan kemurnian akan berlaku lurus, jujur, dan rendah hati. Orang-orang tersebut juga akan melepaskan diri dari atribut harta benda duniawi dan senantiasa mengasah sir-nya atau hati nuraninya.***

 

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah