Produsen Mainan Asal Amerika Kenalkan Boneka Barbie dengan 'Down Syndrome'

- 26 April 2023, 12:15 WIB
ilustrasi Down Syndrom
ilustrasi Down Syndrom /Antara/Freepik/

RINGTIMES BALI- Mattel merupakan sebuah produsen mainan asal Amerika Serikat, menjadi yang pertama dalam memperkenalkan boneka barbie dengan ‘down syndrome’.

Mattel sendiri telah mengkonfirmasi bahwa tujuan pembuatan boneka barbie tersebut, sebagai upaya untuk memungkinkan setiap anak dapat melihat diri mereka sendiri pada berbie tersebut.

Selain itu, pihak Mattel berharap ini menjadi dorongan bagi anak-anak lainnya untuk bermain dengan boneka yang tidak terlihat seperti diri mereka.

Baca Juga: KPAI Minta Masyarakat Ubah Perspektif Negatif terhadap Anak Down Syndrom

Pihak Mattel diketahui bekerja sama dengan National Down Syndrome Society Amerika serikat, dalam pembuatan boneka barbie dengan down syndrome tersebut.

Dilihat dari bentuknya, boneka barbie tersebut memiliki kerangka yang lebih pendek, dengan batang tubuh yang lebih panjang dari boneka barbie lainnya.

Selain itu, wajah boneka dibuat lebih bulat, dengan mata berbentuk almond, batang hidung yang datar, dan telinga yang lebih kecil.

“Telapak tangan boneka itu bahkan memiliki satu garis, karakteristik yang sering dihubungkan dengan ‘down syndrome’,” ucap pihak Mattel, dikutip dari Antara, Rabu, 26 April 2023.

Sedangkan untuk pakaian, boneka tersebut menggunakan rok, baju berlengan kembung dengan tambahan motif kupu-kupu beserta bunga berwarna kuning dan biru. Kedua warna tersebut diketahui simbol warna dari down syndrome.

Boneka barbie tersebut juga mengenakan aksesoris ortotik pada pergelangan kaki berwarna merah muda, lalu kalung berwarna merah muda yang lengkap dengan chevron bagian atas, yang mana mewakili tiga salinan kromosom 21.

Baca Juga: Orang Tua Wajib Simak, Berikut Anjuran Konsumsi Gula yang Aman Bagi Anak-anak

Sementara itu, menurut ahli sitogenetik dr. Lydia Pratanu, kunci utama untuk mendukung tumbuh kembang anak dengan down syndrome adalah melalui stimulasi.

Jangan sampai anak terbiasa dengan berdiam diri seperti menonton TV, hal ini membuat anak cenderung lebih pasif.

Bangun kebiasaan sosialisasi dan interaksi seperti dalam masyarakat pada umumnya. Ini bisa dilakukan dengan hal-hal sederhana.

Seperti dengan mengajak anak jalan-jalan ke lingkungan sekitar seperti ke taman, hingga ke kebun binatang. Hal tersebut dapat membangun jiwa sosialisasi anak, untuk mendukungnya pada dunia kerja nantinya.

Lydia juga menegaskan bahwa anak dengan down syndrome harus menerima imunisasi sama seperti anak lainnya. Ia meminta agar orang tua harus bisa menaruh perhatian lebih pada hal-hal tersebut.***

Baca Juga: Makanan Disebut Bisa Pengaruhi Waktu Tidur, Berikut Penjelasannya Menurut Peneliti

Editor: Dian Effendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x