Network
RINGTIMES BALI - Kegiatan menulis tentunya nyaris pernah dilakukan oleh mayoritas orang-orang di dunia ini.
Salah satu yang mungkin pernah kita tulis, adalah menulis dialog.
Dialog biasanya terdapat di jenis tulisan seperti cerpen dan novel.
Dalam kasus ini, sebagian orang tidak mengetahui cara menulis dialog dengan benar.
Sebab, realitasnya masih banyak masyarakat kita yang belum teredukasi perihal kaidah kebahasaan Indonesia.
Baca Juga: Ini Deretan Kata Baku yang Jarang Orang Ketahui, Legalisir atau Legalisasi?
Oleh karena itu, setiap instansi pendidikan, perusahaan, dan bahkan pemerintah selalu butuh dengan tenaga editor kebahasaan.
Lalu, bagaimana caranya menulis dialog dengan benar? Berikut penjelasan dan contohnya berdasarkan ejaan yang disempurnakan V (EYD V):
1. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung sebuah pembicaraan (dialog).
Contoh:
"Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo.
Baca Juga: Berceritalah Tentang Apa yang Kau Suka kepada Tuhan, Buku Kumpulan Puisi Karya Pemuda asal Bali
2. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh:
"Dia itu sangat baik," ucap Cindy. (Benar)
"dia itu sangat baik," ucap Cindy. (Salah)
3. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat (biasanya sebagai penjelasan dialog).
Contoh:
"Dia itu sangat baik," ucap Cindy. (Benar)
"Dia itu sangat baik." ucap Cindy. (Salah)
Baca Juga: Contoh Soal US PJOK Kelas 6 SD MI Disertai Kunci Jawaban Semester 2 Sesuai Kisi-Kisi Terbaru 2023
4. Ketiga penjelasan di atas menandai bahwa setelah tanda petik langsung, maka kata setelahnya tidak diawali huruf kapital.
Contoh:
"Dia itu sangat baik," ucap Cindy. (Benar)
"Dia itu sangat baik," Ucap Cindy. (Salah)
Demikian penjelasan terkait cara menulis dialog dengan benar sesuai ejaan yang disempurnakan.***
