Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 230, Pokok Informasi Teks Biografi

- 22 Agustus 2022, 12:00 WIB
Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 230, Pokok Informasi Teks Biografi
Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 230, Pokok Informasi Teks Biografi /

4. Kutipan teks: Kebrilianan otak Mutiara hitam dari Timur Indonesia ini mulai bersinar ketika pada tahun 2001 ia menjuarai lomba olimpiade Kimia tingkat daerah. Oleh karena itu, prestasinya itu ia mendapat beasiswa ke Jakarta dari Pemerintah provinsi Papua. Namun, mamanya melarang putra bungsunya berangkat ke ibukota. Prestasi rupanya membutuhkan sedikit kenakalan dan kenekatan.

Dengan dibantu kakaknya, Frangky, Oge berangkat diam-diam. Ia baru memberi tahu niatnya kepada mama tercinta sesaat sebelum menaiki tangga pesawat. Mamanya menangis selama dua minggu menyadari anaknya pergi meninggalkan tanah Papua. Oge kemudian membuktikan bahwa kepergiannya bukan sesuatu yang sia-sia.

Baca Juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 8 Halaman 44, Bagaimana Upaya Mewujudkan UUD Tahun 1945 di Berbagai Lingkungan

Tangis sedih mamanya berganti menjadi tangis haru ketika November 2003 ia menduduki oeringkat delapan dari 60 peserta lomba Matematika kuantum di India. Prestasinya memuncak tahun ini dengan menggenggam emas hasil riset fisikanya. Mamanya pun tidak pernah menangis lagi.

Pokok informasi: Keinginan menjadi ilmuwan menyebabkan George Saa nekat pergi ke Jakarta untuk meraih cita-citanya.

5. Kutipan teks: Di Jakarta, ia digembleng khusus oleh Bapak Fisika Indonesia, Professor Yohanes Surya. Awal November 2006 ia harus mempresentasikan hasil risetnya di depan ilmuwan Fisika di Polandia. Ia harus membuktikan bahwa risetnya tentang hitung-hitungan jaring-jaring resistor itu adalah gagasan orisinilnya.

Baca Juga: Pembahasan PKN Kelas 12 Halaman 99, Tugas Kelompok 5.2 Tabel Bidang dan Keunggulan NKRI

Setelah itu, ia akan mendapat kesempatan belajar riset di Polish Academy of Science di Polandia selama sebulan di bawah bimbingan fisikawan jempolan. Setelah menerima penghargaan itu, George mendapat fasilitas. Menteri Pendidikan saat itu, Malik Fajar meminta George memilih perguruan tinggi manapun di Indonesia tanpa tes. Kampus tempat dia kuliah juga diwajibkan memberikan fasilitas belajar.

George sempat bingung memilih kampus sebelum utusan Direktur Eksekutif Freedom Insititute, Rizal Mallarangeng, mendatangi dirinya, “Saya diminta menemui Pak Aburizal Bakrie,” ungkap pria kelahiran 22 September 1986 tersebut.

Pokok informasi: George Saa mendapatkan beasiswa untuk belajar di Amerika Serikat.

Halaman:

Editor: Suci Annisa Caroline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah