Perbedaan Kurikulum Merdeka Belajar dengan Kurikulum 2013

- 6 Juli 2022, 18:09 WIB
Ilustrasi Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler, yang beragam dengan konten yang lebih optimal.
Ilustrasi Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler, yang beragam dengan konten yang lebih optimal. /Pexels.com/ Katerina Holmes

Selain itu padatnya materi menimbulkan pembelajaran satu arah, dan tidak menyenangkan bagi pelajar. Maka dari itu fokus kurikulum merdeka belajar ini adalah dengan mengurangi materi yang padat. 

Baca Juga: Kunci Jawaban Prakarya Kelas 9 Halaman 6, Observasi Kerajinan Bahan Keras Nusantara

Dengan harapan bahwa melalui fokus kompetensi esensial ini, para tenaga pendidik dapat mengeksplorasi pembelajaran dan mendalami materi pada kurikulum yang dibuat, sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan dan tidak cenderung satu arah.

Kedua, memberikan fleksibilitas penerapan pendekatan pembelajaran, pengorganisasian waktu belajar mulai dari penetapan tujuan pembelajaran, dan tahapan-tahapan pembelajaran ditentukan oleh tenaga pendidik sendiri. 

Penentuan pendekatan pembelajaran diberikan kepada tenaga pendidik. Jika di SD ingin menerapkan pendekatan tematik dipersilahkan, atau pada smp akan menerapkan pendekatan tematik diperbolehkan.

Pengorganisasian pembelajaran ditetapkan menjadi per tahun yang sebelumnya dihitung per minggu, selama ini alokasi waktu pembelajaran selama 3 jam setiap mata pelajaran, namun kali ini diubah menjadi per tahun yang setara dengan 108 jam. 

Baca Juga: Pembahasan Matematika Kelas 10 Halaman 4 Ayo Berpikir Kritis Sifat-sifat Eksponen Kurikulum Merdeka 2022

Penetapan ini bisa jadi dibagi rata seperti sebelumnya full 3 jam, tapi bisa dengan cara lain misalkan saat semester satu belajar selama 6 jam, atau semester dua belajar tematik 0 jam, bisa juga semester satu selama 4 jam dan semester dua selama 2 jam. Yang terpenting tercapainya hitungan jam per tahunnya. 

Dengan variasi ini bisa jadi pengurangan jumlah mata pelajaran di setiap semesternya, yang sebelumnya dalam satu semester menghabiskan 12 mata pelajaran, bisa menjadi hanya 6 mata pelajaran saja di setiap semesternya, itu variasi fleksibilitas yang diberikan. 

Ketiga, penguatan karakter karena selama ini kegiatan belajar 100% pada akademik, seperti belajar Bahasa Indonesia, Matematika yang disebut kegiatan intra. Tapi untuk kurikulum merdeka belajar ini 70% melaksanakan kegiatan intra, dan 30% adalah kegiatan penguatan karakter. 

Halaman:

Editor: Rian Ade Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x