Meskipun demikian, ia mempelajari teknis menulis secara otodidak.
Ahmad Tohari mampu mengangkap fenomena sosial, budaya, dan politik yang ada di sekitarnya serta menyajikannya dalam bentuk novel.
Dalam Ronggeng Dukuh Paruk, nuansa kemiskinan, keterbelakadangan dan kebodohan ditampilkan dengan sangat baik.
Hingga lahirlah tokoh-tokoh seperti Srintil, seorang ronggeng, Rasus, seorang tentara.
Baca Juga: Complete The Dialog Task 2 Bahasa Inggris Kelas 12 Halaman 114, Beserta Pembahasan Lengkap
Kegiatan 2
Pembahasan mengenai kesamaan latar belakang sosial budaya dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dengan kehidupan pengarang adalah sebagai berikut.
Novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan kehidupan sebuah desa yang terpencil di Jawa.
Kemudian juga sangat miskin dan terbelakang, baik dari kehidupan ekonomi, budaya maupun pendidikannya.