Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 51 Kutipan dan Struktur Teks ‘Mangir’

15 November 2022, 18:16 WIB
Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 51 Kutipan dan Struktur Teks ‘Mangir’ /

RINGTIMES BALI Artikel berikut berisi pembahasan soal Bahasa Indonesia kelas 12 SMA MA semester 2 halaman 51 tentang struktur dan kutipan dalam teks ‘Mangir’.

Pada pembahasan soal Bahasa Indonesia halaman 51 dalam artikel ini disertai dengan jawaban lengkap yang diharapkan dapat membantu siswa dalam mendalami materi tentang struktur dan kutipan teks.

Soal dan pembahasan Bahasa Indonesia kelas 12 SMA MA berikut ini dapat dijadikan sebagai referensi belajar dan evaluasi belajar siswa.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 126, Pertanyaan Telaah, Daur Ulang untuk Gaya Hidup Hijau

Dikutip dari Buku Elektronik Bahasa Indonesia kelas 12 SMA MA Edisi Revisi 2017 yang disusun oleh Prof. Dr. Suherli, M.Pd dkk, simak pembahasan soal yang dilansir dari kanal Youtube Bapak Iwan pada 14 November 2022 berikut ini:

Bardasarkan kutipan novel di atas, lakukan kegiatan pengidentifikasian cerita ke dalam tabel di bawah ini. (lihat pada buku)

Pembahasan:

1. Kutipan: Di bawah bulan malam ini, tiada setitik pun awan di langit. Dan bulan telah terbit bersamaan dengan tenggelamnya matahari. Dengan cepat ia naik dari, kaki langit, mengunjungi segala dan semua yang tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga laut, juga hewan dan manusia. Langit jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah, seakan-akan manusia tak membutuhkan ketenteraman lagi.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 60, Cerpen Pohon Keramat

Abad Keenam Belas Masehi

Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan purnama sidhi itu gelisah. Ombat-ombak besar bergulung-gulung memanjang terputus, menggunung, melandai, mengejajari pesisir pulau Jawa. Setiap puncak ombak dan riak, bahkan juga busanya yang bertebaran pseperti serakan Mutiara-semua-dikuningi oleh cahaya bulan. Angin meniup tenang. Ombak-ombak makin menggila.

Sebuah kapal peronda pantai meluncur dengan kecepatan tinggi dalam cuaca angin damai itu. Badannya yang panjang langsung, dengan haluan dan buritan meruncing, timbul-tenggelam di antara ombak-ombak purnama yang menggila. Layar kemudi di Haluan menggelembung membikin tunas menerjang serong gunung-gunung air itu-serong ke barat laut. Barisan dayung pada dinding kapal berkayuh berirama seperti kaki-kaki pada ular naga. Layarnya yang terbuat pilinan kapas dan benang sutra, mengkilat, seperti emas kuning dan menyilaukan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 137, Kegiatan 5.5, Pola Pengembangan Cuplikan Teks

Struktur: Orientasi

Keterangan: Berisi penjelasan tentang latar waktu dan situasi cerita yang akan diceritakan yakni di Laut Jawa kira-kira pada abad keenam belas masehi.

2. Kutipan: Sang Patih berhenti di tengah-tengah pendopo, dekat pada damarsewu, menegur, “Dingin-dingin begini anakanda datang. Pasti ada sesuatu keluarbiasaan. Mendekat sini, anakanda.” Dan Patragading berjalan mendekat dengan lututnya sambil mengangkat sembah, merebahkan diri pada kaki Sang Patih. “Ampuni patik, membangunkan Paduka pada malam buta begini Kabar duka, Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa diduga-duga, menyalahi aturan perang.”

Struktur: Pengungkapan peristiwa

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 112-113, Tema Puisi Hujan Bulan Juni dan Gadis Peminta-minta

Keterangan: Pada bagian ini penulis menyajikan terjadinya peristiwa yaitu balantetara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa diduga-duga.

3. Kutipan: ”Bagaimana Bupati Jepara?”

”Tewas enggan menyerah Paduka,” Patragading mengangkat sembah. ”Sisa balatentara Tuban mundur ke timur kota. Jepara penuh dengan balatentara Demak. Lebih dari tiga ribu orang.”

”Begitulah kata warta,” Pada meneruskan dengan hati-hati matanya tertuju pada Boris. ”Semua bangunan batu di atas wilayah Kota, gapura, arca, pagoda, kuil, candi, akan dibongkar. Setiap batu berukir telah dijatuhi hukum buang ke laut! Tinggal hanya pengumumannya.”

Baca Juga: Ada 17 Golongan PPPK 2022, Simak Tunjangan dan Gaji yang Akan Diperoleh

Struktur: Puncak konflik

Keterangan: Pada bagian ini terjadi peristiwa besar yaitu terbunuhnya Bupati Jepara dan rusaknya bangunan-bangunan di Jepara.

4. Kutipan: Seluruh Tuban kembali dalam ketenangan dan kedamaian–kota dan pedalaman. Sang Patih Tuban mendiang telah digantikan oleh Kala Cuwil, pemimpin pasukan gajah. Nama barunya: Wirabumi. Panggilannya yang lengkap: Gusti Patih Tuban Kala Cuwil Sang Wirabumi. Dan sebagai patih ia masih tetap memimpin pasukan gajah, maka Kala Cuwil tak juga terhapus dalam sebutan. Pasar kota dan pasar bandar ramai kembali seperti sediakala. Lalu lintas laut, kecuali dengan Atas Angin, pulih kembali. Sang Adipati telah menjatuhkan titah: kapal-kapal Tuban mendapat perkenan untuk berlabuh dan berdagang di Malaka ataupun Pasai.

Struktur: Resolusi

Baca Juga: Percakapan Bahasa Jepang Sehari-hari Bagian 18 Tema Sumimasen, Teika De Gozaimasu

Keterangan: Resolusi pada bagian ini terjadi penyelesaian konflik. Tuban dibangun kembali oleh Demak dengan menjadikan Wirabumi sebagai bupati.

Demikian pembahasan soal Bahasa Indonesia kelas 12 SMA MA di halaman 51 soal tentang struktur dan kutipan dalam teks ‘Mangir’. Semoga bermanfaat bagi pembelajaran siswa.

Disclaimer: Pembahasan soal ini bersifat terbuka, tidak bersifat mengikat, sehingga tidak ada jaminan mutlak mengenai kebenaran jawaban. Adik-adik dapat melakukan eksplorasi sendiri dengan bantuan pengajar.***

 

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler