Analisis Novel ‘Kemelut di Majapahit’, Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 62-63

14 November 2022, 15:30 WIB
Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 62 Analisis Novel ‘Kemelut di Majapahit’ /

RINGTIMES BALI – Artikel berikut berisi pembahasan soal Bahasa Indonesia kelas 12 SMA MA semester 2 Tugas menganalisis novel berjudul ‘Kemelut di Majapahit’ di halaman 62-63.

Pada pembahasan soal Bahasa Indonesia halaman 62-63 dalam artikel ini disertai dengan jawaban lengkap yang diharapkan dapat membantu siswa dalam mendalami materi tentang sistematika teks.

Soal dan pembahasan Bahasa Indonesia kelas 12 SMA MA pada Tugas berikut ini dapat dijadikan sebagai referensi belajar dan evaluasi belajar siswa.

Baca Juga: Ada 17 Golongan PPPK 2022, Simak Tunjangan dan Gaji yang Akan Diperoleh

Dikutip dari Buku Elektronik Bahasa Indonesia kelas 12 SMA MA Edisi Revisi 2017 yang disusun oleh Prof. Dr. Suherli, M.Pd dkk, simak pembahasan soal yang dilansir dari kanal Youtube Bapak Iwan pada 11 November 2022 berikut ini:

Tugas

Petunjuk: Bacalah kembali kutipan novel sejarah Kemelut di Majapahit (jilid 01).Kemudian, analisislah kaidah kebahasaan novel sejarah tersebut dengan mengisi tabel berikut ini. (lihat pada buku)

Pembahasan:

1. Kaidah Bahasa: Kalimat bermakna lampau

Baca Juga: Mari Bersama Belajar Bahasa Jepang : Materi 4 Bunpo Dasar ‘Partikel Dasar’

Kutipan teks:

a. Dan hubungan antara junjungan ini dengan para pembantunya, sejak perjuangan pertama sampai Raden Wijaya menjadi raja, amatlah erat dan baik.

b. Akan tetapi guncangan pertama yang mempengaruhi hubungan ini adalah ketika Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja Kertanegara, telah menikah lagi dengan seorang putri dari Melayu.

c. Sebelum putri dari tanah Melayu ini menjadi istrinya yang kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana telah mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara.

Baca Juga: Mari Bersama Belajar Bahasa Jepang : Materi 4 Bunpo Dasar ‘Struktur Kalimat’

d. Akan tetapi, datanglah pasukan yang beberapa tahun lalu diutus oleh mendiang Sang Prabu Kertanegara ke negeri Melayu.

e. Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang amat setia sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada Dyah Gayatri.

f. Pengangkatan ini memang banyak terpengaruh oleh bujukan Dara Petak.

g. Mereka semua mengenal belaka sifat dan watak Ronggo Lawe, banteng Mojopahit yang gagah perkasa, dan selalu terbuka, polos dan jujur, tanpa tedeng aling-aling dalam mengemukakan suara hatinya, tidak akan mundur setapak pun dalam membela hal yang dianggap benar.

Baca Juga: Percakapan Bahasa Jepang Sehari-hari Bagian 19 Tema Kurejitto Kodo De Shiharaemasuka?

h. Kakang Ronggo Lawe, tindakanku mengangkat kakang Nambi sebagai patih Hamengkubumi, bukan merupakan tindakan ngawur belaka, melainkan telah merupakan suatu keputusan yang telah dipertimbangkan masak-masak, bahkan telah mendapat persetujuan dari semua paman dan kakang senopati dan semua pembantuku.

i. … Ronggo Lawe berkata lantang, “Tentu saja tidak tepat! Paduka sendiri tahu siapa di Nambi itu! Paduka tentu masih ingat akan segala sepak terjang dan tindak tanduknya dahulu! Dia seorang bodoh, lemah, rendah bumi, penakut, sama sekali tidak memiliki wibawa…”

2. Kaidah Bahasa: Penggunaan konjungasi yang menyatakan urutan waktu.

Kutipan teks:

a. Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak melupakan jasa-jasa para senopati (perwira) yang setia dan banyak membantunya semenjak dahuku itu membagi-bagikan pangkat kepada mereka.

Baca Juga: Percakapan Bahasa Jepang Sehari-hari Bagian 18 Tema Sumimasen, Teika De Gozaimasu

b. Dan hubungan antara junjungan ini dengan para pembantunya, sejak perjuangan pertama sampai Raden Wijaya menjadi raja, amatlah erat dan baik.

c. Kemudian terdengar bunyi berkerotok dan ujung meja diremasnya menjadi hancur.

d. Tak lama kemudian, hanya suara derap kaki Mego Lamat yang berlari cangkalah memecah kesunyian gedung kadipaten itu, mengiris perasaan…

e. Pada waktu itu, Sang Prabu sedang dihadap oleh para senopati dan punggawa.

Baca Juga: Percakapan Bahasa Jepang Sehari-hari Bagian 17 Tema Kono Dezain De Saizu Wa Nani Ga Arimasuka

3. Kaidah Bahasa: Penggunaan kata kerja material

Kutipan teks:

a. Mendengar berita itu dari seorang penyelidik yang datang menghadao pada waktu sang adipate sedang makan, Ronggo Lawe marah bukan main. Nasi yang sudah dikepalnya itu dibanting ke atas lantai dan karena dalam kemarahan tadi sang adipati menggunakan aji kedigdayannya, maka nasi sekepal itu amblas ke dalam lantai. Kemudian terdengar bunyi berkerotok dan ujung meja diremasnya menjadi hancur.

b. Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkir berditi, membiarkan kedua tangannya dicuci oleh istrinya yang berusaha menghiburnya.

Baca Juga: We Will Design a Manual to Use The Rice Cooker to Steam Food, kunci jawaban Bahasa Inggris kelas 9 halaman 76

c. Di dalam kemarahan dan kekecewaan, Adipati Ronggo Lawe masih ingat untuk menghaturkan sembahnya, tetapi setelah semua salam tata Susila ini selesai, serta merta Ronggo Lawe menyembah dan berkata dengan suara lantang, “Hamba sengaja datang menghadap paduka untuk mengingatkan Paduka dari kekhilafan yang paduk lakukan di luar kesadaran Paduka!”

4. Kaidah Bahasa: Penggunaan kalimat tidak langsung

Kutipan teks:

a. Tirtowati juga memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan terhadap Dewi Sri dan dapat menjadi kualat.

4. Kaidah Bahasa: Penggunaan kata kerja mental

Kutipan teks:

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 9 Halaman 87 Verbs to, Present, Past, and For an Action in Progress

a. Mendengar akan pengangkatan patih ini, merahlah muka Adipati Ronggo Lawe. Mendengar berita itu dari seorang penyelidik yang datang menghadap pada waktu sang adipate sedang makan, Ronggo Lawe marah bukan main.

b. Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri, membiarkan kedua tangannya dicuci oleh kedua orang istrinya yang berusaha menghiburnya.

c. Sang Prabu sendiri juga memandang dengan alis berkerut tanda tidak berkenan di hatinya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 9 Halaman 85 86 The Verbs to, Present, Past and For an Action in Progress

d. Semua muka para penghadap menjadi pusat mendengar ucapan ini, dan semua jantung di dalam dada berdebar tegang.

5. Kaidah Bahasa: Penggunaan dialog

Kutipan teks:

a. “Kakangmas Adipati… harap paduka tentang…”

b. Ingatlah, Kakangmas adipati… sungguh merupakan hal yang kurang baik mengembalikan berkah ibu pertiwi secara itu..”

c. “Aku harus pergi sekarang juga!”

Baca Juga: Percakapan Bahasa Jepang Sehari-Hari Bagian 16 Tema Donna koto desuka?

d. “Pengawal lekas suruh persiapkan si Mego Lamat di depan! Aku akan berangkat ke Mojopahit sekarang juga!”

e. “Hamba sengaja datang menghadap paduka untuk mengingatkan Paduka dari Kekhilafan yang paduka lakukan di luar kesadaran Paduka!”

f. “Kakang Ronggo Lawe, apakah maksudmu dengan ucapan itu?”

g. “Yang hamba maksudkan tidak lain adalah pengangkatan Nambi sebagai pepatih paduka! Keputusan yang paduka ambil ini sungguh-sungguh tidak tepat, tidak bijaksana, dan hamba yakin bahwa paduka tentu telah terbujuk dan dipengaruhi suara dari belakang! Pengangkatan Nambi sebagai patih Hamangkubumi sungguh merupakan kekeliruan yang besar sekali, tidak tepat dan tidak adil, padahal Paduka terkenal sebagai seorang Mahajara yang arif dan bijaksana dan adil!”

Baca Juga: Belajar Bahasa Jepang, Materi 1 Huruf Hiragana Bagian kedua

6. Kaidah Bahasa: Penggunaan kata sifat

Kutipan teks:

a. Dyah Gayatri yang bungsu ini memang cantik jelita seperti seorang dewi kahyangan.

b. Pasukan ini dinamakan pasukan pamalayu yang dipimpin oleh seorang senopati perkasa bernama Kebo Anabrang.

c. Putri yang kedua yaitu yang muda bernama Dara Petak, Sang Prabu Kertarajasa terpikat hatinya oleh kecantikan sang putri ini, maka diambillah Dyah Dara Petak menjadi istrinya yang kelima.

Baca Juga: Percakapan Bahasa Jepang Sehari-hari Bagian 15 Tema Moshi-Moshi

d. … Karena Dara Petak memang cantik jelita dan pandai membawa diri.

e. Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang amat setia sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada Dyah Gayatri.

f. Namun karena segan kepada Sang Prabu Kertarajasa yang bijaksana, persaingan dan kebencian yang dilakukan secara diam-diam itu tidak sampai menjalar menjadi permusuhan terbuka.

g. Muka patih Nambi sebentar pucat sebentar merah.

h. Lembu Sara yang sudah tua itu menjadi pucat mukanya…

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 5 SD Halaman 113 - 114, Kelebihan Kekurangan Bekerja Sendiri dan Kelompok

i. “…. Padahal paduka terkenal sebagai seorang Maharaja yang bijaksana dan adil”

j. “… Dia seorang bodoh, lemah, rendah budi, penakut, sama sekali tidak memiliki wibawa…”

Demikian pembahasan soal Bahasa Indonesia kelas 12 SMA MA di halaman 62-63 Tugas tentang analisis novel ‘Kemelut di Majapahit’. Semoga bermanfaat bagi pembelajaran siswa.

Disclaimer: Pembahasan soal ini bersifat terbuka, tidak bersifat mengikat, sehingga tidak ada jaminan mutlak mengenai kebenaran jawaban. Adik-adik dapat melakukan eksplorasi sendiri dengan bantuan pengajar.***

 

 

 
Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler