TERUNGKAP, Penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

5 November 2022, 21:18 WIB
Sriwijaya Air SJ 182. /Instagram/@sriwijayaair

RINGTIMES BALI – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)  telah merilis hasil investigasi penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu pada Kamis, 3 November 2022.

Dilangsir dari akun instagram @buddykuoofficial pihak KNKT Nurcahyo mengungkap sejumlah hal mulai dari kondisi pilot, rekaman suara kokpit (CVR), hingga enam penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737-500 Sriwijawa Air SJ 182 yang jatuh pada tanggal 9 januari 2021.

Berikut 6 penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

- Tahapan perbaikan sistem auto-throttle yang belum mencapai bagian mekanikal karena adanya proses penggantian komponen.

Baca Juga: Gubernur Bali Ajukan CSR Alat Pengolahan Gabah untuk Beras Tabanan, Kelompok Tani: Tekan Biaya 50 Persen

- Thrust lever kanan tidak mundur sesuai permintaan autopilot, karena hambatan pada sistem mekanikal. Sementara thrust lever kiri mengkompensasi dengan bergerak mundur, sehingga terjadi asimetri.

- Keterlambatan Cruise Thrust Split Monitor (CSTM) memutus auto-throttle pada saat pesawat terjadi asimetri, lantaran flight spoiler memberikan nilai rendah sehingga asimetri semakin besar, dan pesawat menjadi belok ke kiri.

- Adanya rasa percaya dengan sistem automasi sehingga berkurangnya monitor oleh pilot terhadap instrumen di dalam pesawat. Seperti tidak disadarinya ada asimetri dan terjadi penyimpangan penerbangan.

Baca Juga: Ferdy Sambo Ditakuti Bawahan, Leluasa Intervensi Penyelidikan

- Pesawat akhirnya berbelok ke kiri dari yang seharusnya ke kanan. Namun kemudi yang iring ke kanan dan kurangnya monitoring menimbulkan asumsi pesawat berbelok ke kanan, dan akhirnya tidak pemulihan tidak sesuai.

- Belum ada aturan dan panduanm mengenai upset prevention dan recovery training (UPRT) sehingga berpengaruh pada proses pelatihan yang diberikan maskapai.

Ada beberapa faktor lainnya yakni pilot tidak menyadari perubahan kondisi pesawat, seperti perubahan posisi thrust lever dan perubahan penunjukan indikator mesin, karena tenaga mesin kiri berkurang dan sebelah kanan tidak berkurang.

Baca Juga: Febri dan Rasamala Jadi Pengacara Ferdi Sambo, dari KPK ke Duren Tiga

Suara pilot tidak terekam Cockpit Voice Recorder (CVR).  Pada mikrofon di dalam kokpit justru tertutup bising sehingga suara pembicaraan tidak bisa direkam.

Hal ini menyebabkan KNKT tidak bisa menganalisisi interaksi kerja sama di kokpit. Hal ini diduga karena kapten tidak menggunakan headset.***

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler