Keunikan Desa Bengkala di Bali dengan Julukan Desa Sunyi

- 28 Februari 2023, 13:07 WIB
Keunikan Desa Bengkala di Bali dengan Julukan Desa Sunyi.
Keunikan Desa Bengkala di Bali dengan Julukan Desa Sunyi. /Tangkap layar YouTube/Kabarpedia

RINGTIMES BALI - Ada banyak hal yang menarik tentang Bali, panorama alam, budaya, tradisi dan spiritual adalah sebuah kekayaan yang diwariskan turun temurun.

Dimana pesona Bali selalu memikat hati para wisatawan yang datang silih berganti.

Tetapi lebih dari sekedar keindahan alam serta dengan keanekaragaman budaya dan tradisinya, Bali juga memiliki keunikan lain salah satunya adalah Desa Bengkala yang dikenal sebagai Desa Bisu Tuli.

Baca Juga: 7 Villa di Bali Lengkap dengan Private Pool, Harga di Bawah Rp1 Juta

Dikutip dari kanal YouTube KabarPedia, di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, dapat julukan desa sunyi karena sebagian warga di desa tersebut banyak yang menderita bisu dan tuli.

Menurut catatan yang berbentuk enam lempengan yang berbentuk tembaga jaman pemerintah paduka Sri Maharaja Bangus Arkajajina, pada masa itu desa ini di sebut dengan Bengkala, tapi terkadang disebut dengan Bangkala.

Dikisahkan bahwa terdapat Prasasti dlempengan tembaga tersebut dibuat pada tahun 1103 Masehi dan ditemukan pada tahun 197.

Baca Juga: 5 Destinasi Wisata di Bali yang Pernah Dikunjungi Artis Korea, Liburan Hingga Syuting MV

Dikabarkan bahwa desa Bengkala ini merupakan desa yang istimewa karena memiliki Komunitas tuli bisu cukup besar.

Ada sekitar dua persen dari jumlah keseluruhan warga desa ini lahir dalam keadaan Kolok yang berarti bisu dan tuli dalam bahasa Bali.

Karena hal tersebut dalam bahasa setempat desa ini juga disebut desa Kolok.

Banyaknya warga yang berkomunikasi dengan basa isyarat membuat warga lainnya di desa ini juga mempelajari bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi dengan warga tuna rungu.

Baca Juga: Bali Jadi Kota Favorit Wisatawan Keluarga Indonesia untuk Berlibur

Desa Bengkala memiliki sekolah luar biasa yang khusus mengajarkan bahasa isyarat yang digunakan penduduk desa.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Kolok sebuah bahasa isyarat yang berbeda dengan bahasa isyarat Indonesia ataupun internasional.

Kendati demikian pembelajaran tentang bahasa Kolok ini terbuka bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya tanpa ada batasan usia dan golongan.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata Keren di Bali yang Bikin Kita Ingin Bolak-balik ke Sana

Selain bahasa yg dikembangkan secara lokal di Desa Bengkala ini, juga memiliki tari Jengger Kolok yaitu tarian yang semua penarnya adalah orang-orang kolok atau bisu dan tuli.

Desa Bengkala sering dijadikan objek penelitian kendati demikian hingga sejauh ini masyarakat tetap percaya bahwa kelokan yang tersaji di desa ini disebabkan oleh kutukan.

Selama orang-orang kolok masih berada dan menetap di Desa Bengkala kutukan tersebut tidak akan pernah beranjak dari desa ini.

Baca Juga: Destinasi Obyek Wisata Pura Goa Lawah yang Unik, Patut untuk Dikunjungi

Sementara menurut hasil penelitian terjadinya penomena kekolokan dengan jumlah yang cukup besar di desa ini disebakan adanya gen resesif yang membuat satu dari lima puluh bayi dari komunitas ini terlahir dalam kondisi bisu serta tuli.

Meskipun demikian penomena ini menjadi satu kelebihan tersendiri bagi desa tersebut.

Warga kolok di desa Bengkala mendapat perlakuan yang istimewa, mereka tidak pernah mendapatkan perlakuan diskriminatif, posisi mereka justru dianggap sejajar dengan warga lain yg mempunyai fisik normal.

Baca Juga: Daftar Harga Tiket Pesawat Bali - Jakarta, 26 Februari 2023

Warga yang menyandang tuna rungu tersebut diberikan kebebasan untuk tidak ikut gotong royong hingga kewajiban untuk memberikan iuran untuk mendukung upacara keagamaan.

Meski demikian mereka tidak mau berdiam diri penderita gagu tuli itu tetap berusaha menempatkan diri mereka seperti warga normal pada umumnya.**

Cek berita seputar Bali dan keunikannya di Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

 

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah