Nusa Dua Bali Menjadi Contoh Proyek Destinasi Wisata Normal Baru

- 6 Juni 2020, 09:30 WIB
Pemandangan Pantai Yehleh di Kabupaten Jembrana Bali pada sore hari.*/
Pemandangan Pantai Yehleh di Kabupaten Jembrana Bali pada sore hari.*/ /I Dewa Putu Darmada/Ringtimes Bali

RINGTIMES BALI - Kawasan Nusa Dua, Bali direncanakan akan menjadi proyek percontohan penerapan program Cleanliness, Health, and Safety (CHS) untuk destinasi wisata normal baru.


Kawasan Nusa Dua dipilih karena lokasinya yang strategis dan merupakan area eksklusif sehingga dapat dengan mudah dilakukan pengawasan. Di Nusa Dua juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung mulai dari akomodasi, amenitas, bahkan rumah sakit berskala internasional.

Baca Juga: Hasil Autopsi Sebut George Floyd Meninggal Bukan Karena Sesak Nafas

"Indonesia, seperti banyak negara, saat ini kita tengah fokus pada penyiapan new normal sebagai persiapan menyambut kembali turis. CHS itulah yang kita siapkan. Kami optimistis bisa menyambut wisatawan dengan pengalaman yang baru dan menarik," kata Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya melalui keterangan resminya, Jumat.

Baca Juga: Jessica Iskandar Akui Stres Karena Pernikahannya Diundur Sebab Corona

Nia mengatakan, sejak awal pemerintah berkomitmen dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi dampak COVID-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk penyiapan protokol tatanan kenormalan baru pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Sebelum membuka destinasi kita perlu membangun rasa percaya diri agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Dan di sini langkah-langkahnya," jelas Nia.

Dalam program tersebut Kemenparekraf membagi dalam dua tahapan yaitu Gaining Confidence dan AppealingGaining Confidence dimulai dari penyiapan protokol CHS yang nantinya akan dikemas melalui video tutorial yang menarik dan buku panduan yang mudah dimengerti bagi pemangku kepentingan pariwisata seperti hotel, restoran, pusat perbelanjaan, destinasi wisata, dan lainnya.

Baca Juga: Usai Rapid Test Reaktif, Pasutri di Bali Malah Kabur dari Rumah Sakit

Kemudian dilanjutkan dengan tahapan, training, simulasi, publikasi, dan kampanye serta aplikasi penerapan CHS. Sementara dalam tahapan Appealing, Kemenparekraf akan menjalankan sejumlah program seperti Mega Famtrip dengan melibatkan key opinion leader (KOL), media serta travel agent (TA) dan tour operator (TO).

Kemudian juga membuat joint promotion dengan membuat paket tur bersama airlines dan TA/TO serta menyiapkan penyelenggaraan kegiatan MICE dalam skala kecil.

"Namun kami tekankan bahwa pembukaan destinasi bergantung atas keputusan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dan pemerintah daerah. Karena setiap destinasi tentu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda," ujar Nia.

Baca Juga: Restoran Dadawan di Belanda Gunakan 3 Robot Sebagai Pramusaji

Editor: Dian Effendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x