Pantai Kuta Bali Ternyata Dahulunya Pelabuhan Dagang

- 20 Januari 2021, 21:32 WIB
Pantai Kuta Bali Ternyata Dahulunya Pelabuhan Dagang.
Pantai Kuta Bali Ternyata Dahulunya Pelabuhan Dagang. /kartika mahayadnya/denpasar update

RINGTIMES BALI – Pantai Kuta sebagai salah satu tempat wisata andalan para wisatawan untuk berlibur menikmati matahari terbenam.

Letaknya tidak jauh dari Bandara Ngurah Rai, sekitar 5-10 menit jika mengendarai motor atau mobil tergantung kondisi lalu lintas.

Sebelum menjadi objek wisata, Pantai Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang antara penduduk lokal dengan pihak luar.

Baca Juga: 10 Tempat Favorit Wisata Bersejarah di Bali yang Wajib Dikunjungi

Dilansir Ringtimes.com dari kintamani.id, sejak awal tahun 1970-an sudah mulai diramaikan oleh wisatawan. tentunya hal ini menjadi dampak positif bagi penduduk setempat dan masyarakat Bali dalam peningkatan perekonomian.

Untuk masuk kesana tidak dikenakan biaya masuk, hanya dikenakan biaya parkir kendaraan yang tergolong murah. Kendaraan motor dikenakan Rp2000/motor dan mobil dikenakan tarif Rp5000/mobil.

Selain dekat dengan bandara, Pantai Kuta juga dekat dengan mall besar yaitu Beachwalk, sejumlah restauran dan bar, pasar seni, hotel dan penginapan, serta  klub malam.

Baca Juga: Wisata Uluwatu Bali, Segini Harga Tiket Masuknya

Pantai Kuta memiliki pasir putih yang halus dengan garis pantai yang sangat landai sepanjang 5 kilometer.

Kebanyakan wisatawan yang berkunjung untuk berjemur, berselancar, berenang, dan menikmati sunset. Ombaknya yang cukup tinggi yang membuat tempat ini sangat cocok untuk aktivitas selancar.

Bagi peselancar pemula dan tidak membawa papan selancar tak perlu khawatir, karena ada instruktur lokal yang menyediakannya dan siap membantu mengajari berselancar.

Baca Juga: 6 Kota di Indonesia yang Jadi Tujuan Wisata Favorit

Tak hanya restauran, banyak juga ada pedagang kecil di sekitaran tepi pantai yang tak kalah saing dengan restaurant-restauran yang letaknya di pinggir pantai.

Bagi yang merasa lelah menyusuri pantai, sudah ada jasa pijat yang ditawarkan oleh ibu-ibu penduduk lokal dengan tarif  Rp.75.000/jam.

Customer akan dipijat menggunakan minyak tradisional yaitu minyak kelapa dicampur garam. Biasanya di antara bulan April–Oktober diadakan kegiatan melepas anak penyu atau yang biasa disebut tukik.

Baca Juga: Menparekraf Siapkan Dana Rp9,7 Triliun untuk Wisata di Bali

Tidak dikenakan biaya jika ingin turut serta dalam kegiatan ini, hanya saja ada beberapa aturan yang harus ditaati. Diantaranya tidak boleh memegang penyu dan tidak menggunakan flash atau lampu kilat saat mengambil gambar.

Tempat berkumpul untuk pelepasan tukik dilakukan di sebelah kantor Satgas Pantai Kuta di patung penyu raksasa.

Terkait informasi jadwal pastinya dapat ditanyakan ke petugas Sea Turtle Conservation Center. Jam kegiatan biasanya dilakukan pada pukul 16.00 Wita.

Baca Juga: Penginapan Terbaik di Bali, Cocok Buat Liburan Staycation

Setiap setahun sekali di Pantai Kuta pada bulan oktober juga dilaksanakan festival untuk mengenang peristiwa bom bali I yang menelan banyak korban.

Kekurangan dari destinasi Pantai Kuta adalah areal parkir mobil di pinggir pantai sangat sedikit. Oleh karena itu, sebaiknya wisatawan yang ingin pergi kesana menggunakan jasa transportasi yang ada.

Kenyamanan dan kebersihan Pantai Kuta termasuk bernilai baik karena selalu di kontrol oleh prajuru desa adat setempat dan juga Balawisata mitra dari Dinkes Kabupaten Badung.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: kintamani.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x