Baca Juga: Gerakan Desa Menghijaukan Dunia: Kontribusi Indonesia untuk Mitigasi Perubahan Iklim
"Kita juga kasihan kepada karyawan yang bekerja, maka dari itu pihak perusahaan diimbau agar tutup lebih awal agar tidak terjadi penumpukan lalu lintas saat karyawan pulang kerja berbarengan dengan pawai ogoh-ogoh yang dilakukan oleh masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, dia mengungkapkan, setidaknya ada 150 personel yang telah disiapkan Satlantas Polresta Denpasar untuk melakukan penjagaan dalam pelaksanaan pawai ogoh-ogoh saat Pengerupukan.
Lebih lanjut, ia meminta masyarakat untuk berperan dalam mengurangi kepadatan lalu lintas saat Hari Pengerupukan, mengingat di sejumlah desa-desa adat terutama yang berada di wilayah Kota Denpasar akan melaksanakan agenda mengarak ogoh-ogoh.
"Untuk yang tidak berkepentingan sebisa mungkin janganlah bepergian apalagi membawa sepeda motor atau mobil, karena tanpa masyarakat juga kami akan kewalahan dalam mengatur lalu lintas dan kondusifitas saat pengerupukan," ucapnya.
Baca Juga: IDI Sebut Penggunaan Obat Tradisional Harus Sesuai Standar BPOM
Terkait dengan penjagaan saat Hari Raya Nyepi yang jatuh bersamaan dengan puasa hari pertama, ia mengimbau masyarakat agar mematuhi peraturan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Masyarakat muslim yang rumahnya jauh dari masjid atau mushola, disarankan sholat tarawih di rumah masing-masing.
Meski demikian, Ketut Karta mengatakan Polresta Denpasar akan selalu senantiasa ikut menjaga ketertiban dan kelancaran upacara keagamaan yang dilakukan masyarakat khususnya di Denpasar.***