Setelah upacara Melasti dilakukan, rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi dilanjutkan dengan Tawur Kesanga, Pengerupukan dan Pawai Ogoh-ogoh.
Sebagai simbol penyucian, upacara Melasti dapat dilakukan di tempat yang memiliki air suci yang telah ditentukan oleh masing-masing daerah. Jika daerahnya jauh dari pantai, bisa juga dilakukan di danau.
“Upacara Melasti sebenarnya secara serentak dilaksanakan besok, tapi karena tempat ini digunakan oleh banyak desa adat, jadi kami majukan pacarnya satu hari supaya tidak penuh, karena jumlah kram kami yang ikut Melasti ini cukup banyak,” kata Ketut Sutama.
Dengan akan datangnya Hari Raya Nyepi ini, ia mengharapkan kesejahteraan dan keselamatan masyarakat senantiasa terwujud.
Baca Juga: Berjualan di Badan Jalan, Pedagang Pasar Sukawati Ditertibkan Langsung Oleh Bupati Gianyar
“Harapan kami supaya kita semua mendapatkan kesejahteraan dan keselamatan dengan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa lewat acara ini. Supaya kita bisa hidup secara lebih tertib dan rukun (dengan) antar desa adat lainnya,” ujar Ketut Sutama.
Salah seorang umat Hindu, Nyoman Jana yang mengikuti upacara Melasti merasa senang karena dapat melakukan rangkaian kegiatan menyambut Hari Raya Nyepi kembali.
“Ya, saya senang bisa ikut upacara pemelastian lagi. Dulu pas corona kan dibatasi yang ikut, jadi enggak banyak yang datang buat upacara ke sini,” katanya.***