RINGTIMES BALI – Respon positif dari pandangan Pecalang, Yowana hingga Rektor ISI Denpasar Bali mengenai Surat Ogoh-ogoh oleh Gubernur Bali.
Pada tahun ini akan dilaksanakan pawai Ogoh-ogoh mengingat sudah dua tahun tidak diadakan acara ini pada perayaan Hari Raya Nyepi.
Pawai dan lomba Kgoh-ogoh tahun ini seperti obat kerinduan untuk berkesenian, Gubernur Bali mengerti betul bagaimana perasaan para Yowana.
Baca Juga: Soal Matematika Kelas 11 SMA Halaman 197, 198, Uji Kompetensi 5.1 Barisan Aritmatika
Tahun ini meskipun masih dalam masa pandemi, dengan menerapkan aturan ketat protokol kesehatan diadakan pawai hingga lomba Ogoh-ogoh.
Diberlakukan pula sebelumnya mengenai Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.
Aturan ini turut disambut baik oleh para Yowana pembuat Ogoh-ogoh yang ramah lingkungan, agar tidak menyakiti alam semesta lagi.
Hal ini turut disambut baik oleh para Yowana, Pecalang dan Rektor ISI Denpasar mengenai peraturan Gubernur Bali.
“Pembuatan Ogoh – Ogoh serangkaian Hari Suci Nyepi, Kita ketahui bersama merupakan tradisi tahunan di setiap Desa Adat se-Bali. Jadi hal ini merupakan respon positif dari Gubernur Bali dan MDA untuk senantiasa mengapresiasi kreativitas pembuatan Ogoh – Ogoh, terutama dari segi bahan dan material yang tidak menggunakan styrofoam dan plastik. Tapi lebih mengutamakan kreativitas dengan menggunakan material ramah lingkungan, atau bahkan dapat menggunakan bahan-bahan alam, seperti ijuk, kerangka bambu, daun-daun kering, dan lain-lainnya,” jelas Rektor ISI Denpasar, Kun Adnyana.