Makna Perayaan Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh Bagi Umat Hindu Bali

16 Oktober 2021, 20:20 WIB
Makna Perayaan Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh Bagi Umat Hindu Bali /pixabay

RINGTIMES BALI – Tradisi spiritual masyarakat Hindu di Bali memang sangat banyak dan uniknya segala hal dapat berkitan dengan perayaan berupa persembahyangan.

Salah satunya yaitu perayaan rahina Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh atau sering dikatakan dengan hari persembahyangan untuk tumbuh-tumbuhan.

Sebagaimana dilansir dari kanal Youtube Ajeg Bali Channel pada Sabtu, 16 Oktober 2021 tentang makna perayaannya bagi umat Hindu di Bali.

Baca Juga: Makna 'Shanti' Mantra pada Akhir Doa atau Persembahyangan Hindu Bali

Makna Perayaan Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh

Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh dirayakan setiap enam bulan sekali tepatnya pada Saniscara Kliwon Wuku Wariga yang biasanya dating 25 hari sebelum Hari Raya Galungan.

Dalam lontar Sindarigama disebutkan pada ‘Wuku Wariga Sabtu Kliwon disebut Tumpek Penguduh merupakan hari suci pemujaan Sang Hyang Sangkara karena Beliau merupakan Dewa Kesuburan semua pepohonan dan tumbuh-tumbuhan’.

Biasanya pada tumpek ini, masyarakat Hindu melakukan upacara dengan menggantungkan tipat taluh atau salah satu jenis ketupat serta dilengkapi dengan banten berisi bubuh atau bubur.

Baca Juga: Makna 'Om Namah Shivaya' Mantra Hindu Bali

Untuk sesajennya yang dihaturkan berupa:

- Peras

- Tulung sesayut

- Tumpeng bubur

- Tumpeng agung asiki

- Babi guling atau guling itik

- Jajan

- Penyeneng

- Tetebus

Tujuan perayaan bermakna untuk memeohon keselamatan  tanaman agar dapat berbunga dan berbuah  serta sesajen berupa sesayut cakra geni asiki sebagai symbol penguatan hati dan pikiran untuk menumbuhkan kekuatan batin.

Demikan merupakan Makna Perayaan Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh bagi umat Hindu.***

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Tags

Terkini

Terpopuler