Ilham sebagai putra dari Aidit tentu tak bisa terlepas dari bayang-bayang masa lalu. Apalagi, ayahnya merupakan seseorang yang dianggap bersalah atas peristiwa G30S/PKI.
Sejak kecil dan tahu peristiwa yang menimpa ayahnya, Ilham sadar bahwa ia akan menjadi musuh negara. Ia juga sempat takut menuliskan nama lengkapnya.
Sebab, Aidit dalam namanya, sempat beberapa kali menjadi masalah baginya selama bersekolah.
Baca Juga: Kemarin Trending, Ogah Disebut Cucu PKI, Arteria Dahlan Polisikan Hasril Caniago
Tak hanya soal nama, sejumlah kesulitan juga pernah dirasakan Ilham sebagai anak dari pemimpin PKI.
Hingga pada 2002, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur bertandang ke Bali. Saat itu, Gus Dur meminta bertemu dengan Ilham.
Akhirnya, keduanya bertemu di Karangasem, Bali, dan berbincang selama beberapa jam. Ilham menanyakan soal apa yang harus dilakukannya untuk mengakhiri penderitaan sebagai anak PKI.
Baca Juga: Kilas Balik 19 Agustus 1945, Sidang PPKI Kedua Pembagian Wilayah dan Gubernur
Gus Dur mengatakan, dia harus terus berbicara dan menulis untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
Pesan dari Gus Dur inilah yang kemudian membuat Ilham berani berbicara soal ayahnya di hadapan publik.