5 Faktor Menarik Dibalik Banyaknya Ikan Paus yang Terdampar

- 11 Agustus 2020, 07:00 WIB
SEEKOR ikan paus berukuran panjang sekitar 20 meter ditemukan mati terdampar di hutan Magrove di pesisir pantai Desa Tasilo, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).*
SEEKOR ikan paus berukuran panjang sekitar 20 meter ditemukan mati terdampar di hutan Magrove di pesisir pantai Desa Tasilo, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).* /ANTARA/

RINGTIMES BALI-Pernahkah kalian melihat atau menemui sosok paus yang terdampar di bibir pantai?

Setahun belakangan ini sering terjadi fenomena alam yakni ikan paus yang terdampar di bibir pantai, hingga tak jarang ditemukan ikan paus tersebut telah mati.

Seringkali Fenomena ikan paus terdampar ini dikaitkan dengan pertanda buruk yang akan terjadi pada alam.

Namun kenyataannya hal ini bukanlah pertanda akan sesuatu hal buruk, melainkan ini adalah hal wajar yang pasti menimpa paus tersebut.

Baca Juga: Luar Biasa Khasiat Buah Naga, Simak Penjelasanya

Pengamat kelautan dan perikanan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr.Chaterina Agusta Paulus,MSi mengatakan ada lima faktor yang menyebabkan paus terdampar.

"Ada lima faktor yang menjadi penyebab paus terdampar dan mati," kata Chaterina Agusta Paulus kepada ANTARA di Kupang, Selasa.

Faktor pertama adalah'upwelling' atau pengadukan massa air laut dalam yang dingin seperti di Laut Sawu.

Kedua kondisi paus tua sakit/cedera (Old or Sick/Injured) seringkali hewan yang muncul di pantai menjadi kelelahan, kurang gizi, atau belum makan karena mereka sakit.

Baca Juga: Prediksi Badan Meteorologi, Debu Letusan Gunung Sinabung Hingga ke Malaysia

Menurut dia, paus yang sudah tua mungkin kesulitan mengikuti kelompoknya atau menahan gelombang besar atau arus darat, karena lemahnya kekuatan, hewan-hewan ini dapat terdampar. Umumnya mereka ditemukan dalam kesehatan yang buruk.

Hewan ini bisa juga berada pada tahap akhir hidupnya dan mati di laut lalu berakhir dengan terdampar di pantai.

"Tetapi, saat kondisi sakit/cedera kebanyakan terjadi saat hanya hewan tersebut terdampar sendirian tidak berkelompok.

Baca Juga: Sebanyak 17 Perusahan China Pindah ke Indonesia Dengan Bekal Rp 500 Triliun

Masalahnya pada sejumlah besar hewan, kemungkinan besar beberapa akan sakit/cedera, walaupun faktanya, ada juga yang terdampar dalam keadaan sehat," katanya.

Ketiga kesalahan navigasi (navigational errors), dimana aspek-aspek tertentu dari garis pantai atau dasar laut dapat membingungkan paus, terutama jika hewan ini berkeliaran di luar habitat biasanya.

Beberapa tempat seperti ujung Pulau Raijua adalah hotspot untuk terdampar.

"Adakalanya hal ini terjadi karena fitur geografis dari garis pantai," tambah dosen pada Pascasarjana Ilmu Lingkungan dan Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana itu.

Jika ada fitur seperti semenanjung atau tanjung maka hewan yang seharusnya berada di perairan yang lebih dalam, tiba-tiba bingung menemukan diri mereka berada di teluk yang dangkal.

Baca Juga: Depresi Karena Cerai, Ketut Mangku Nekat Gantung Diri

Perairan dangkal dapat menimbulkan risiko, khususnya paus pilot karena cara mereka menavigasi dan berkomunikasi.

Hewan-hewan ini mencari makan dan memberi makan sebagian besar dengan echolocation (menentukan lokasi melalui pantulan suara).
Baca juga: 12 ekor paus terdampar di perairan NTT selama Juli

"Jadi, paus pilot menggunakan suara untuk navigasi dan berkomunikasi dan menemukan mangsa mereka," katanya.

Dia mengatakan, saat menggunakan echolocation di perairan yang sangat dangkal, berlumpur menjadi sangat sulit untuk mendapatkan posisi lokasi tepat dan terlihat jelas.

Baca Juga: Melawan Petugas, Residivis Pengedar Narkotika Ditembak Mati Aparat Polresta Surabaya.

Kombinasi dari kondisi perairan dangkal dan echolocation yang membingungkan, kacau, dan berbahaya ini merupakan bahaya serius dan dapat menyebabkan keterdamparan massal.

Paus pilot bisa saja pada akhirnya datang ke daerah dangkal dan terdampar oleh gelombang surut, sehingga lay-of-the-land alami adalah faktor risiko yang nyata bagi hewan-hewan ini.

Faktor ke empat adalah karena mengikuti pemimpin kelompok (Social bonding).

Artinya, jika seekor paus terluka atau hilang, mengapa mereka akhirnya terdampar dalam jumlah yang sangat besar?. Para ahli mengatakan jawabannya terletak pada perilaku mereka yang seperti kawanan.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x