RINGTIMES BALI - Polisi menyimpulkan hasil penyelidikan atas tewasnya editor Metro TV, Yodi Prabowo diduga melakukan bunuh diri.
Jasad Yodi ditemukan di pinggir Tol JORR Pesanggarahan dan didapat barang bukti sebilah pisau yang terdapat DNA korban.
Banyak spekulasi menyebut jika Yodi dianggap mengakhiri hidupnya lantaran depresi, bahkan tes urine menunjukkan positif amfetamin.
Baca Juga: Mengais Rejeki Buat Keluarga, Ibu di Bali Tewas Tertimpa Kelapa Muda
Namun, Krimolog Universitas Indonesia, Hamidah Abdurrahman menanggapi dengan komentar yang berbeda.
Hamidah menyebut jika Yodi tewas bukan bunuh diri akibat depresi, namun ia menduga jika ada pelaku yang merancang aksi kematian sang editor televisi tersebut.
Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-rakyat.com dengan judul "Pelaku Diduga Rancang Bunuh Diri Yodi Prabowo, Kriminolog UI: Polisi Jangan Gegabah Menyimpulkan" yang dikutip dari RRI.
Baca Juga: Perkuat Solidaritas Kebangsaan, Majelis Wilayah KAHMI Bali Dikukuhkan
"Saya harap polisi tidak gegabah menyimpulkan almarhum Yodi bunuh diri, hanya dengan melihat sidik jari almarhum.
"Karena bisa saja terjadi hal tersebut disengaja oleh pelaku untuk menutupi perbuatannya. Polisi pasti tau dan bisa membedakan mana bunuh diri, mana pembunuhan" kata Hamidah.