Black Box Jadi Kunci Utama Ungkap Peristiwa Naas Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air

- 10 Januari 2021, 21:00 WIB
Black box memang menjadi kunci utama setiap peristiwa naas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182
Black box memang menjadi kunci utama setiap peristiwa naas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 /dw.com/


RINGTIMES BALI -
Black box masih sedang dicari oleh KKNT. Rupanya black box adalah kunci utama dari kejadian peristiwa naas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada 9 Januari 2021 di kepulauan Seribu.

Untuk mengungkap peristiwa naas tersebut, maka kunci utama berupa black box harus bisa ditemukan. Oleh karena itu, Pihak Komite Nasional Kecelakaan Transportasi ( KNKT) mengatakan akan segera mencari kotak hitam atau black box milik pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182.

Lalu apakah itu black box?

Dilansir RINGTIMES BALI dari laman times Of India pada 10 Januari 2021. Black box atau kotak hitam adalah alat perekam elektronik yang ditempatkan di dalam pesawat terbang untuk memudahkan investigasi kecelakaan dan insiden penerbangan. Sebenarnya dikenal sebagai perekam penerbangan.

Baca Juga: Zodiak Cancer Tahun 2021, Diprediksi Ada Masa Lalu yang Kembali

Black box ini adalah kunci utama dari kecelakaan pesawat. Black box digunakan untuk mengungkap bagaimana kejadian kecelakaan serta di dalam pesawat. Tidak heran jika black box ini sangatlah penting, bukan?

 Ada dua perangkat perekam penerbangan yang berbeda:

- perekam data penerbangan (FDR) menyimpan riwayat penerbangan baru-baru ini melalui perekaman lusinan parameter yang dikumpulkan beberapa kali per detik.

- perekam suara kokpit (CVR) menyimpan riwayat suara di kokpit, termasuk percakapan pilot.

Kedua perangkat dapat digabungkan dalam satu unit. Kotak hitam adalah ukuran kotak sepatu.

Baca Juga: Tips Turunkan Berat Badan Menurut Sains dan Ahli Gizi

Fungsi Black Box

Perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit wajib ada di setiap penerbangan komersial atau jet perusahaan, dan biasanya disimpan di bagian belakang pesawat, dimana mereka lebih mungkin selamat dari kecelakaan.

FDR merekam hal-hal seperti kecepatan udara, ketinggian, percepatan vertikal, dan aliran bahan bakar, serta memiliki penyimpanan rekaman sekitar 25 jam.

Bersama-sama, FDR dan CVR secara obyektif mendokumentasikan riwayat penerbangan pesawat, yang dapat membantu penyelidikan selanjutnya.

CVR merekam percakapan antara pilot serta menara pengawas lalu lintas udara. Suara sakelar dan mesin juga direkam oleh perangkat.

Baca Juga: Inilah Urutan 12 Zodiak Mulai Introvert hingga Ekstrovert, Cek Nomormu

Namun, perekam video kokpit hanya dapat menyimpan dua jam rekaman suara kokpit.

CVR menyimpan interaksi awak satu sama lain dan kontrol lalu lintas udara, tetapi juga kebisingan latar belakang yang dapat memberikan petunjuk penting bagi penyelidik jika terjadi kecelakaan.

Halaman:

Editor: Putu Diah Anggaraeni

Sumber: Times of India


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x