Kedua jenis pneumotoraks ini dapat menyebabkan ketegangan paru-paru bila tekanan udara di sekitar paru meningkat. Pneumotoraks tegang sering terjadi pada kasus trauma dan membutuhkan perawatan medis darurat.
- Pneumotoraks traumatis
Pneumotoraks traumatis terjadi setelah beberapa jenis trauma atau cedera terjadi pada dinding dada atau paru-paru. Ini bisa berupa cedera ringan atau signifikan.
Baca Juga: Asma Kambuh, Resep Ekonomis dari Ramuan Bumbu Dapur Ini Dapat Mengatasinya
Trauma dapat merusak struktur dada dan menyebabkan udara bocor ke dalam rongga pleura.
Dilansir dari laman Healthline, beberapa contoh cedera yang dapat menyebabkan pneumotoraks traumatis meliputi:
- trauma di dada akibat kecelakaan kendaraan bermotor
- tulang rusuk yang patah
- pukulan keras ke dada dari olahraga seperti sepak bola
- luka tusuk atau luka tembak di dada
Beberapa prosedur medis seperti penggunaan ventilator, biopsi paru-paru, atau CPR juga dapat merusak paru-paru.
Baca Juga: Pengobatan di Rumah Penyakit Radang Paru-paru, Konsumsi 8 Jenis Makanan Ini
Perubahan tekanan udara dari mendaki gunung juga dapat menyebabkan pneumotoraks traumatis.
Perubahan ketinggian dapat menyebabkan volume udara berkembang di paru-paru dan kemudian pecah. Hal tersebut yang menyebabkan paru-paru bocor.
- Pneumotoraks non-traumatik
Jenis pneumotoraks ini tidak terjadi setelah cedera. Sebaliknya, itu terjadi secara spontan, itulah sebabnya ia juga disebut sebagai pneumotoraks spontan.