RINGTIMES BALI – Semua orang beralih dari rokok biasa atau rokok konvensional ke rokok elektrik atau lebih dikenal dengan istilah Vape.
Beragam alasan yang dipertimbangkan oleh peminat rokok elektrik, yaitu karena jauh lebih aman dan minimnya dampak pada kesehatan, serta tidak adanya kandungan nikotin dalam vape.
Ini menjadi alasan yang sangat kuat sehingga banyak orang berpindah dari rokok konvensional ke rokok elektrik. Dilansir dari Kementerian Kesehatan, rokok vape adalah cairan yang diubah menjadi uap kemudian dihisap oleh perokok ke dalam paru-parunya.
Baca Juga: Kenali Minuman yang Aman untuk Penyakit Asam Lambung
Baca Juga: 5 Minuman Sederhana Solusi Sembuhkan Diare, AIr Kelapa Muda Salah Satunya
Alasan tersebut bisa dianggap sangat keliru karena rokok elektrik umumnya mengandung nikotin, zat kimia lain, serta perasa/flavour dan bersifat toksik/racun.
Salah satu cara kerja vape adalah cairan vape (e-liquid) dipanaskan oleh elemen pemanas dalam vape kemudian menghasilkan uap air yang Anda hisap.
Meski tidak menghasilkan asap, bukan berarti vape tak mengandung nikotin.
Meski sama-sama mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan, akan tetapi dari sistem kerjanya, rokok elektrik sedikit lebih ringan dibandingkan rokok konvensional. Hal ini disebabkan karena hasil pembakaran dari elemen panas akan memunculkan uap air.