RINGTIMES BALI - Penggunaan kadaver (cadaver) atau jenazah yang sudah diawetkan untuk penelitian sudah lazim sebagai objek
Tujuan dari penelitian tersebut bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Seperti yang dilakukan peneliti di fasilitas penelitian dekomposisi yang berbasis di Australia. Mereka mendokumentasikan pembusukan mayat menggunakan kamera.
Baca Juga: Santer Isu Jaksa Agung akan Diganti, Benarkah Terkait Kebakaran Kejagung atau Kasus Kakap?
Selama 17 bulan, kamera di Fasilitas Australia untuk Penelitian Eksperimental Taphonomic (AFTER) mengambil gambar mayat setiap 30 menit pada siang hari.
Selama itu pula, mayat yang diamati masih terus bergerak secara “signifikan”.
Artikel ini sebelumnya telah terbit di Portal Jember pada 1 Oktober 2020 dengan judul Ilmuan: Setelah Kematian, Mayat Manusia Masih Bergerak Selama Satu Tahun
"Kami temukan lengannya bergerak secara signifikan,” ujar ilmuwan medis Alyson Wilson dari Central Queensland University kepada Australian Broadcasting Corporation, dikutip Ringtimes Bali dari Science Alert.
Beberapa gerakan post-mortem memang diduga terjadi pada tahap awal pembusukan mayat. Namun, gerakan itu terus berlanjut selama 17 bulan cukup mengejutkan para ilmuwan.
Baca Juga: Maaf! 6 Kriteria Ini Sebabkan BLT Subsidi Gaji Anda Belum Cair, Segera Cek Rekening dan Laporkan