Network
RINGTIMES BALI - Dua peserta penelitian mengalami pembengkakan wajah sementara usai divaksin Covid-19 dari Moderna menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
Namun dua peserta ini ternyata baru saja menjalani prosedur filler pada wajah mereka, reaksi ini tidak perlu dikhawatirkan karena ini merupakan bukti dari sistem kekebalan yang mulai bekerja.
Ini tercermin dalam reaksi sistemik yang kami lihat satu atau dua hari seperti demam ringan, kata Kepala strategi Koalisi Aksi Imunisasi di Amerika Serikat (IAC), Dr. Litjen Tan.
Baca Juga: Harga Tes Murah, GeNose UGM Bisa Deteksi Covid-19 dalam 80 Detik
"Respon imun yang sama juga dapat bereaksi terhadap tampalan kosmetik (filler) karena akan dilihat sebagai 'benda asing' (berbicara secara imunologis)," katanya dikutip dari Antaranews.com sebagaimana dilansir dari Insider.
Peradangan yang terlihat pada kedua pasien itu adalah reaksi kekebalan alami terhadap zat yang tidak alami di dalam tubuh, hal ini mungkin sangat menakutkan terutama bagi orang-orang pernah mendapatkan suntikan botox dan pengisi bibir.
Para ahli mengatakan hal ini seharusnya tidak menghalangi pasien untuk tetap divaksin Covid-19.
Baca Juga: 5 Ribu Alat Deteksi Covid GeNose C19 Milik UGM Siap Didistribusikan pada 2021
"Satu hal yang perlu diketahui adalah individu dengan respons ini setelah vaksinasi bisa diobati dengan steroid dan antiperadangan tanpa hasil yang merusak jangka panjang," ungkap pakar virologi dan profesor Mikrobiologi di Iowa State University, Dr. David Verhoeven.
Jika Anda ternyata baru saja mendapatkan suntikan filler, para ahli menyarankan Anda untuk berbicara dengan dokter sebelum akhirnya divaksin Covid-19.
