RINGTIMES BALI - Rekor 90 juta orang Amerika telah memberikan suara di awal pemilihan presiden, data pada hari Sabtu (31 Oktober).
Presiden Donald Trump dan saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden berkampanye di seluruh negeri untuk mencoba mempengaruhi beberapa yang tersisa.
Tingginya jumlah pemilih awal, sekitar 65% dari total pemilih pada tahun 2016, mencerminkan minat yang kuat terhadap kontes tersebut, dengan sisa kampanye tiga hari.
Baca Juga: eform.bri.co.id/bpum Cek BLT UMKM Rp 2,4 Juta Dapat Atau Tidak
Kekhawatiran tentang paparan virus korona di tempat-tempat pemungutan suara Hari Pemilu yang sibuk pada hari Selasa juga telah mendorong jumlah orang yang memberikan suara melalui surat atau di tempat pemungutan suara langsung lebih awal.
Trump, seorang Republikan, menghabiskan hari-hari terakhir kampanye pemilihannya kembali mengkritik pejabat publik dan profesional medis yang mencoba memerangi pandemi virus corona bahkan ketika wabah itu melonjak kembali di seluruh Amerika Serikat.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini, 1 November 2020 di Pegadaian, Emas Antam Turun Jadi Rp 1.972.000 Per 2 Gram
Jajak pendapat menunjukkan Trump tertinggal dari mantan Wakil Presiden Biden secara nasional, tetapi dengan persaingan yang lebih ketat di negara bagian paling kompetitif yang akan menentukan pemilihan. Para pemilih mengatakan virus corona adalah perhatian utama mereka.
Pada rapat umum kecil secara langsung di Newtown, Pennsylvania, Trump mengejek lawannya pada hari Sabtu karena kritiknya terhadap catatan pemerintah dalam memerangi Covid-19, yang telah menewaskan lebih banyak orang di Amerika Serikat daripada di negara lain.
Baca Juga: www.prakerja.go.id Login Untuk Daftar Kartu Prakerja Gelombang 11, Bocorannya Bulan Ini