Menlu Iran Sebut Jangan Jadikan Kebebasan Berpendapat Sebagai Dalih Menghina ‘Muslim’

- 28 Oktober 2020, 06:05 WIB
Emmanuel Macron Lecehkan Islam, Menlu Iran: Muslim Korban Kultus Kebencian
Emmanuel Macron Lecehkan Islam, Menlu Iran: Muslim Korban Kultus Kebencian /


RINGTIMES BALI
- Beberapa negara dunia mulai bereaksi terhadap ucapan Presiden Macron.

Menunjukkan sikap anti terhadap Islam, Macron bahkan  menerbitkan ulang karikatur yang menghina Nabi Muhammad.

Hal ini  memicu boikot produk Prancis di beberapa negara termasuk Qatar, Kuwait, Aljazair, Sudan, Palestina, dan Maroko.

Baca Juga: ZODIAK CINTA Ramalan Zodiak Taurus, Cancer, Scorpio, Capricorn dan Pisces 27 Oktober 2020

Berawal dari komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap pemenggalan kepala seorang guru yang pernah mempertontonkan kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi.

Macron malah mengeluarkan pernyataan anti-Islam di Prancis yang  memicu protes di negara-negara Muslim.

Menghina Muslim adalah penyalahgunaan yang semata-mata mengambil keuntungan atas kebebasan berbicara, ujar Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada hari Senin.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini (28 Oktober 2020) di Pegadaian, Logam Mulia Antam Turun Rp 965.000 Per Gram

Pernyataan tersebut menjadi petunjuk yang jelas terhadap ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap kritis terhadap Islam.

"Muslim adalah korban utama dari 'kultus kebencian'," Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dalam cuitannya di akun Twitter miliknya, tanpa secara langsung berbicara kepada Macron.

"Menghina 1,9 miliar Muslim dan kesucian mereka ”untuk kejahatan menjijikkan dari ekstremis semacam itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara. Itu hanya memicu ekstremisme," tambahnya yang dikutip RINGTIMES BALI dari ANTARA.

Baca Juga: Promo Indomaret Hari Ini, 28 - 31 Oktober 2020, Ada Promo Tebus Murah Juga!

Macron, yang memimpin penghormatan kepada seorang guru sejarah yang dipenggal kepalanya bulan ini oleh seorang remaja Chechnya karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas, menyatakan perang terhadap "separatisme Islam", yang dia yakini mengambil alih beberapa komunitas Muslim di Prancis.

Tidak seperti beberapa negara Muslim, para pemimpin ulama Iran tidak menyerukan pemboikotan barang-barang Prancis. Tetapi beberapa pejabat dan politisi Iran, termasuk kepala parlemen dan pengadilan, telah mengutuk Macron karena "Islamophobia", menurut media pemerintah Iran.

Baca Juga: Negara Islam di Dunia Kecam Pendapat Emmanuel Macron, Tak Akan Cegah Penerbitan Kartun Nabi Muhammad

Ali Shamkhani, sekutu dekat otoritas tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan "perilaku irasional" Macron menunjukkan "kekasarannya dalam politik".

"Kalau tidak, dia tidak akan berani memeluk Islam dalam pencariannya untuk kepemimpinan di #Eropa," cuit Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

"Saya menyarankan agar dia membaca lebih banyak sejarah dan tidak bersukacita dalam mendukung Amerika dan Zionisme yang mengalami penurunan. (Azis Kurmala / Antara News)***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x