Network
RINGTIMES BALI - Seperti yang kita tahu Aplikasi TikTok merupakan salah satu platform pemutar musik atau video berdurasi pendek.
Beberapa tahun belakangan ini sejak pertama kali diluncurkan tahun 2016, menjadi aplikasi yang banyak digandrungi semua golongan.
Namun saking pesatnya perkembangan Aplikasi buatan China ini, beberapa negara sekutu menolak Aplikasi TikTok karena alasan soal keamanan Negara.
Baca Juga: Google Siapkan Pesaing TikTok Lho, Penasaran Seperti Apa, Cek Infonya Disini
Baca Juga: Giriasa Jilid II Resmi Diusung PDIP pada Pilkada Badung
Dikutip Ringtimes Bali dari Warta Ekonomi pada 30 Agustus 2020, kesepakatan penjualan TikTok di AS berpotensi diumumkan dalam beberapa hari kedepan setelah Trump memaksa ByteDance menjual asetnya.
Pada kamis lalu bos TikTok Kevin Mayer mengumumkan pengunduran diri, dan akan digantikan oleh Vanessha Pappas kepala bisnis TikTok di AS.
Saat Ini belum diketahui siapa yang akan membeli operasional TikTok di AS, Kanada, Australia dan Selandia Baru, dan perkiraan harga jualnya yakni berkisar di Rp292.8 Triliun sampai Rp439 Triliun.***
