Sebelummnya diberitakan sebuah kapal yang membawa muatan amonium nitrat ditahan dalam perjalanan dari Batumi bekas republik Soviet, Georgia ke Mozambik dan tidak pernah diketahui nasibnya. Grechushkin disebut sebagai pemilik kapal dan muatannya.
Baca Juga: Tak Semua Orang Percaya Penyebab Ledakan di Lebanon, Banyak Jejak Darah Berceceran Dimana-mana
Pada Selasa malam, kebakaran yang dimulai di Gudang 9 menyambar 2.750 ton bahan kimia di Gudang 12 yang memicu ledakan dengan kekuatan tiga kiloton, setara dengan seperlima ukuran ledakan nuklir Hiroshima.
Raghida Dergham dari Institut Beirut kemarin mengatakan, “Menyimpan amonium nitrat di pelabuhan sipil adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kecaman tidak cukup. Saya selamat tapi rasanya hancur. Saya kehilangan teman dan apartemen.”
Menteri kesehatan Lebanon semalam mengumumkan jumlah korban tewas meningkat menjadi 135 dengan sekitar 5.000 terluka dan puluhan lainnya masih hilang di Beirut.
Baca Juga: Kronologis Detik-detik Ledakan di Lebanon Tewaskan 100 Orang, Presiden Sebut Kelalaian
Sumber resmi yang mengetahui investigasi awal menyebut kelalaian sebagai pemicu bencana.
Amonium nitrat adalah kimia yang digunakan dalam bom pupuk dan banyak digunakan industri konstruksi, juga kelompok pemberontak seperti Taliban dan IRA untuk bahan peledak.
Artikel ini sebelumnya terbit di Galamedianews dengan judul "Ditinggalkan karena Bangkrut, Pencinta Moge Rusia di Balik Amonium Nitrat yang Meledakkan Beirut" yang dikutip dari Daily Mail, Kamis 6 Agustus 2020.