RINGTIMES BALI – Meskipun Jepang merupakan negara maju, namun mereka memiliki masalahnya sendiri yakni lebih dari satu juta anak muda di Jepang diperkirakan mengurung diri dirumah.
Hal itu disebut dengan hikikomori yang digunakan untuk menggambarkan seorang anak muda yang menarik diri mereka dari kehidupan bermasyarakat.
Istilah ini pertama kali digunakan di tahun 90-an oleh seorang Psikiater bernama Tamaki Saito. Ia mendefinisikan bila hikikomori merupakan sebuah masalah yang bermula di akhir tahun dua puluhan yang mengakibatkan seseorang mengurung diri dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
Baca Juga: Gunung 'Mematikan' di Jepang, Memakan Lebih dari 805 Pendaki
Baca Juga: Demi Kartu Pokemon dan Yugi Oh, Seorang Pria Nekat Menaiki Gedung Tinggi di Jepang
Selain itu, Tamaki juga menjelaskan seorang hikikomori akan cenderung mengurung diri selama enam bulan atau lebih, namun tidak ditemukan permasalahan psikologis lain.
Dilansir Ringtimesbali.com dari situs Info Japan menjelaskan bila baru-baru ini mereka mengusulkan untuk memberikan enam kriteria ketika orang disebut hikikomori.
- Menghabiskan sebagian besar hari dan hampir setiap hari terkurung di rumah / kamar seseorang.
- Menghindari situasi sosial yang ditandai dan terus-menerus.
- Gejala yang secara signifikan mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan (atau akademis), atau aktivitas atau hubungan sosial orang tersebut.
- Menganggap penarikan diri sebagai ego-syntonic.
- Durasi minimal enam bulan.
- Tidak ada gangguan mental lain yang menyebabkan penarikan dan penghindaran sosial.
Alasan dan bagaimana hikikomori terjadi
Seorang hikikomori bermana Hide menceritakan awal mula menjadi hikikomori dimulai dari masalahnya ketika berhenti bersekolah.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Pria Asing yang Membuat Perempuan Jepang Kaget