Network
RINGTIMES BALI - Gempa besar berkekuatan 7,1 SR yang mengguncang Jepang pada 13 februari 2021 memang membuat ketakutan banyak pihak. Besarnya kekuatan gempa membuat banyak orang takut akan adanya potensi tsunami.
Gempa besar yang terjadi tepat sehari sebelum Valentine itu membuat puluhan orang mengalami luka-luka. Gempa kali ini tentunya menimbulkan was-was karena sebelumnya Jepang sempat dilanda gempa yang menimbulkan tsunami pada Maret 2011.
Gempa besar yang terjadi tersebut juga dianalisi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). BMKG menyampaikan jika gempa di sisi Timur lepas pantai Fukushima ini bersumber di kedalaman 54 km.
Baca Juga: 3 Gempa Bumi Dahsyat di Jepang Sebabkan Ratusan Ribu Korban Meninggal Dalam Sejarah
"Meski gempa ini berpusat di laut, tetapi kedalaman hiposenternya mendekati intermediate sekitar 54 km, sehingga tidak berpotensi tsunami," ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, sebagaimana dikutip RINGTIMES BALI dari laman PMJ News, 15 Februari 2021.
"Karena magnitudo gempa yang cukup besar dengan hiposenternya yang relatif 'dalam' menyebabkan spektrum guncangan kuat yang ditimbulkan melanda wilayah yang luas mencapai Kota Tokyo," sambungnya.
Daryono juga menyebut jika gempa ini adalah susulan dari gempa yang memicu tsunami sebelumnya pada Maret 2011. Ia menyebut jika deformasi hebat pada 2011 itu masih menyimpan medan tegangan yang belum dikeluarkan sehingga menjadi gempa.
Baca Juga: Selain Gempa Bumi, Jepang Pernah Dilanda Bencana Nuklir Fukushima Daiichi Terparah Sepanjang Sejarah
"Aftershocks (gempa susulan) tidak dapat kita batasi secara sempit dalam waktu yang relatif singkat pasca gempa kuat, tetapi proses membangun kesetimbangan medan tegangan di zona gempa dapat memakan waktu yang cukup lama," imbuhnya.
