RINGTIMES BALI - Pemerintahan Tianjin, China Utara melalui otoritas anti-epidemi sedang melacak orang-orang yang sempat berkontak langsung dengan pekerja perusahaan makanan Daqiaodao pada Minggu, 17 Januari 2021.
Beberapa wakut lalu, virus corona terdeteksi pada seluruh sampel ice cream yang telah disegel buatan perusahaan makanan tersebut.
Investigasi epidemologi awal menujukan bahwa perusahaan memproduksi sejumlah ice cream mengunakan bahan mentah, termasuk susu bubuk yang didatangkan dari Negara New Zealand dan bubuk laktoserum dari Ukraina.
Baca Juga: Hindari Efek Samping Usai Vaksinasi Covid-19, Pasien Disarankan Tidak Langsung Beraktifitas
Dikutip Ringtimes Bali dari Sky News, ahli virologi Universitas Leeds, Dr Stephen Griffin mengatakan insiden tersebut tak seharusnya menimbulkan kepanikan.
“Sepertinya ini berasal dari seseorang, dan tanpa mengetahui detailnya, saya pikir ini mungkin sekali saja terjadi,” ucapnya.
“Tentu saja tingakatan kontaminasi tidak dapat diterima dan selalu menjadi fokus, tetapi kemungkinan besar ini akibat dari masalah produksi pabrik sehingga kebersihan pabrik menjadi turun,” tambahnya
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tidak Bisa Disuntikkan pada 15 Orang dengan Kondisi ini
Menurutnya, suhu dingin tempat ice cream tersimpan, dan fakta bahwa ice cream mengandung lemak dapat menjelaskan kenapa virus dapat bertahan pada sampel yang diambil.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar permasalah tersebut tidak menimbulkan kekahwatiran besar.