Makna dan Filosofi Ketupat Lepet, Menu Masakan Wajib saat Hari Raya Idul Fitri bagi Masyarakat Islam Jawa

- 30 April 2022, 11:00 WIB
 Ilustrasi Ketupat - Berikut makna dan filosofi ketupat lepet yang merupakan menu masakan wajib saat Hari Raya Idul Fitri bagi masyarakat Islam Jawa.
Ilustrasi Ketupat - Berikut makna dan filosofi ketupat lepet yang merupakan menu masakan wajib saat Hari Raya Idul Fitri bagi masyarakat Islam Jawa. /Tangkap layar YouTube.com/@Lin’s Cakes

RINGTIMES BALI – Ketupat atau kupat (dalam Bahasa Jawa) kerap disandingkan dengan lepet, kedua menu masakan tersebut umumnya dibuat pada hari ke-7 lebaran oleh masyarakat Jawa.

Ketupat terbuat dari beras yang diisikan ke dalam bungkus yang terbuat dari janur (daun kelapa yang masih muda), sedangkan lepet terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa dan kacang tanah yang dibungkus dengan janur.

Ketupat dan lepet, tidak hanya sekedar menu masakan biasa, namun merupakan tradisi turun temurun dan memiliki makna serta filosofi tersendiri.

Baca Juga: Sidang Isbat Penentuan Awal Syawal 1443 H Digelar 1 Mei 2022, Kemenag Undang Ormas Islam dan Perwakilan Dubes

Tradisi ketupat dan lepet diperkenalkan pertama kali oleh salah satu waliyullah Tanah Jawa yakni Raden Mas Syahid, seorang wali yang lahir di Tuban, Jawa Timur pada tahun 1450 M.

Wali tersebut, terkenal dengan sebutan Kanjeng Sunan Kalijaga, beliau wafat di Kadilangu, Demak, Jawa Tengah pada tahun 1513 M.

Kanjeng Sunan Kalijaga membudayakan menu masakan ketupat dan lepet yang dibuat pada dua periode waktu yakni setelah puasa Ramadhan dan tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga: Resep Chiffon Donat Gluten Free, Lembut dan Lezat Cocok untuk Sajian Lebaran

Maka, masyarakat Jawa menyebut hari raya ke-7 sebagai riyoyo kupat atau kupatan (hari raya ketupat).

Melansir dari kanal YouTube R. Media Kreatif Channel pada Sabtu, 30 April 2022, berikut makna dan filosofi menu masakan ketupat dan lepet.

Ketupat atau kupat memiliki makna dan filosofi khusus. Kupat kependekan dari ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat tindakan).

Mengakui kesalahan pada Hari Raya Idul Fitri dituangkan ke dalam tradisi sungkeman dan saling berjabat tangan oleh masyarakat Jawa.

Baca Juga: Resep Cookie Bonbon Special Tanpa Oven, Lezat dan Praktis Cocok untuk Hampers Lebaran

Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, dan memohon ampunan serta keikhlasan dari orang lain.

Adapun laku papat terdiri dari lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

1. Lebaran artinya kita telah melaksanakan kewajiban puasa di bulan Ramadhan.

2. Luberan artinya berlebih atau melimpah, karena dalam kondisi yang cukup secara ekonomi maka kita diajak untuk berbagi kepada sesama terutama orang-orang yang kurang mampu, dengan cara bersedekah dan menunaikan zakat.

3. Leburan artinya saling melebur dosa antar sesama manusia atau saling memaafkan antar satu dengan yang lainnya.

Baca Juga: Resep Ketupat Sayur Bakso Praktis dan Lengkap, Menu Wajib Saat Lebaran

4. Laburan artinya merekatkan hubungan persaudaraan, mempererat tali silahturahmi, dan menjaga keharmonisan serta kerukunan dengan keluarga, saudara, kerabat, tetangga, teman-teman, dan yang lainnya.

Ketupat dan lepet dibungkus dengan janur. Rupanya janur juga memiliki makna dan filosofi khusus. Janur diambil dari kata dalam Bahasa Arab yakni ja’a nur yang artinya telah datang cahaya.

Janur tersebut kemudian dibuat dan dibentuk sedemikian rupa hingga menjadi bentuk ketupat yang melambangkan hati manusia.

Setelah ketupat diisi dengan beras dan sudah dimasak hingga matang, ketika dibelah dalamnya berwarna putih.

Baca Juga: Cara Membuat Ketupat Beras Merah, Gak Sampai 2 Jam Hasilkan Tekstur Padat dan Kenyal

Warna putih tersebut melambangkan kesucian karena gugurnya dosa-dosa antar manusia ketika sudah saling memaafkan.

Ketupat dengan bungkus janur dan berisi beras, secara keseluruhan melambangkan kesucian hati manusia yang telah terbungkus dengan cahaya.

Sedangkan lepet merupakan kependekan dari silep kang rapet (mari kita tutup rapat). Ajakan untuk menutup rapat maknanya meminta maaf dan menutup kesalahan yang sudah dimaafkan atau saling memaafkan satu sama lain.

Baca Juga: Download Lagu Ketupat Lebaran oleh Tasya MP3 MP4 Beserta Lirik

Setelah meminta maaf dan telah dimaafkan, maka kesalahan yang pernah dilakukan harapannya tidak diulangi lagi atau dilakukan kembali, agar persaudaraan dan keharmonisan terjaga dengan erat, serta tetap lengket seperti ketan di dalam lepet.

Demikian makna dan filosofi menu masakan ketupat dan lepet. Semoga bermanfaat.***

Editor: Shofia Faridatuz Zahra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x