Bens Leo Meninggal Dunia, Dikenal sebagai Penemu Band-band Besar di Indonesia

- 29 November 2021, 12:46 WIB
Pengamat Musik Bens Leo Meninggal Dunia di Usia 69 Tahun
Pengamat Musik Bens Leo Meninggal Dunia di Usia 69 Tahun /Instagram/@adibhidayat

RINGTIMES BALI – Pengamat musik, Bens Leo dikabarkan tutup usia di usia 69 tahun usai berjuang melawan Covid-19 selama beberapa hari. Ia diketahui meninggal pada pukul 8:29 di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta.

Dilansir dari akun Rian Ekky Pradipta yang diunggah pada 7 Oktober 2020, pengamat musik, Bens Leo telah banyak menemukan band Indonesia yang akhirnya menjadi besar dan popular.

Sebagai pengamat musik besar, semasa hidupnya Bens Leo sering diundang dalam kompetisi band skala nasional dan internasional.

Baca Juga: Bens Leo, Wartawan dan Pengamat Musik Senior Tutup Usia

Ketika menjadi juri kompetisi, Bens Leo selalu menilai teknik, aransemen, dan penampilan (performance) setiap band yang tampil.

Baginya ketiga aspek ini sangat penting untuk menunjang kualitas sebuah band untuk memenangkan kompetisi.

Namun, saat selera musik nasional bergeser ke rekaman, maka band-band harus berkarya sendiri. Sehingga, band harus mempunyai karakter sendiri yang diwujudkan dengan menciptakan lagu karya sendiri.

 Baca Juga: Pengamat Musik Bens Leo Meninggal Dunia karena Covid-19, Andien Aisyah Turut Berduka Cita

Kemunculan Festival Band Se-Jakarta yang diperluas hingga Jabodetabek, ternyata acara itu melahirkan band-band besar.

Bahkan musisi seperti Tohpati dan Erwin Gutawa dikenal publik melalui kompetisi band.

Bens Leo terdorong menjadi juri untuk mendukung para musisi agar terlatih mental di atas panggung.

Baginya selain karakter yang kuat, sebuah band juga bisa bertahan apabila memiliki formasi tetap, tidak berganti-ganti.

Baca Juga: Kabar Duka, Bens Leo Meninggal Dunia Terpapar Virus Covid-19

Enam band favorit Bens Leo baik yang menang kompetisi maupun gagal, yaitu Kahitna, D’Masiv, Jamrud, Chaseiro, Peterpan, dan Sheila on 7. 

Menurut Bens Leo, biasanya jika pencipta lagunya adalah lead vokal maka akan dihasilkan lagu yang lebih berkualitas.

Namun sejarah juga menunjukkan melalui Sheila on 7, bahwa gitaris juga bisa menghasilkan lagu yang bagus.

Bens Leo menilai perbedaan yang signifikan antara band zaman dahulu dengan band era sekarang terletak pada karakter.

Semakin ke sini persaingan karakter band semakin kuat. Kemiripan karakter satu band dan yang lainnya bisa membuatnya gagal menjadi band yang populer.

Baca Juga: Ayus dan Nissa Sabyan Diminta Klarifikasi Berdua, Bens Leo: Orang Indonesia Mudah Melupakan yang Negatif

Salah satu band yang potensial di era digital menurut Bens Leo adalah band asal Yogyakarta, Rubah di Selatan.

Band ini memiliki karakter dengan outfit busana daerah seperti lurik dan menggunakan lighting tiap manggung.

Band Rubah di Selatan sebenarnya memiliki karakter yang kuat, namun karena berasal dari Yogyakarta eksistensinya tidak sekuat Sheila on 7.

Bens Leo sudah menjadi juri kompetisi band sejak tahun 1975, sehingga pengalamannya sebagai pengamat musik sudah tidak diragukan lagi.*** 

Editor: Suci Annisa Caroline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x