Muhammadiyah Tentukan 1 Syawal 1442 H Jatuh pada Kamis Wage 13 Mei 2021

- 29 April 2021, 12:33 WIB
Ilustrasi Muhammadiyah tentukan 1 Syawal 144 H jatuh pada Kamis Wage 13 Mei 2021.
Ilustrasi Muhammadiyah tentukan 1 Syawal 144 H jatuh pada Kamis Wage 13 Mei 2021. /pixabay/chiplanay

RINGTIMES BALI - Pimpinan pusat (PP) Muhammadiyah sudah mengumumkan jauh-jauh hari baik itu puasa Ramadhan 1442 H, Syawal 1442 H (Hari Raya Idul Fitri) hingga Zulhijah 1442 Hijriah.

Untuk penentuan 1 Syawal 1442 H atau hari raya Idul Fitri tahun ini akan jatuh pada 13 Mei 2021 mendatang atau Kamis Wage.

Alasannya dikarenakan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menunjukan bahwa 1 Syawal 1442 H jatuh pada tanggal 13 Mei 2021.

Baca Juga: 6 Golongan Orang yang Sholat Bersama Setan, Nomor 3 Sering Dialami Umat Islam

Di satu sisi, pemerintah melalui Kementerian Agama belum memutuskan kapan waktu atau tanggal jatuhnya 1 Syawal.

Lantas mengapa Muhammadiyah sudah terlebih dahulu mengumumkan dan dari mana cara mereka menentukan waktu dan tanggalnya?

Untuk penentuan baik Puasa Ramadhan dan 1 Syawal 1442 H tersebut dikutip Ringtimesbali.com dari maklumat Muhammadiyah di laman resminya, menyebutkan ijtimak jelang syawal 1442 H terjadi pada Rabu Pon, 12 Mei 2021 M pukul 02.03.02 WIB.

Baca Juga: Tata Cara Membayar Fidyah Puasa Ramadhan yang Baik dan Benar Menurut Islam

Dari maklumat tersebut selain sudah menentukan puasa Ramadan yang jatuh pada 1442 Hijriyah atau pada Selasa Wage, 13 April 2021 M dan 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis Wage, 13 Mei 2021 M.

Muhammadiyah juga sudah menentukan 1 Zulhijah 1442 H yang jatuh pada Ahad Pon, 11 Juli 2021 M.

Rupanya Muhammadiyah menentukan waktu 1 Syawal berdasarkan ilmu hisab. Kata 'hisab' berasal dari kata Arab Al-hisab yang berarti perhitungan atau pemeriksaan.

Baca Juga: Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke-17 Ramadhan, Mendapat Pahala dari Para Nabi

Dalam hadis, kata hisab lebih banyak digunakan untuk arti perhitungan pada hari kemudian. Hisab atau nahsubu menunjukkan arti perhitungan gerak bulan dan matahari untuk menentukan waktu, yaitu hisab untuk menentukan bulan kamariah.

Dan hisab yang digunakan Muhammadiyah adalah hisab wujud al-hilal, yakni metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bahwa bulan Qamariah baru dimulai apabila telah terpenuhinya tiga parameter.

Tiga parameter itu antara lain: terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.***

 

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah